Kabargresik_ Penyidikan dugaan korupsi program tehnologi informasi komputer (TIK) SD senilai Rp1,8 miliar memasuki babak baru. mantan Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) M Nadlif yang kini menjabat kepala badan kepegawaian daerah (BPD) mendatangi Kejaksaan Negeri (Kejari Gresik) Gresik. Kamis (11/2), diduga menenuhi panggilan menjadi saksi atas kasus tersebut.
Nadlif diketahui keluar dari ruang kerja Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Wahyudiono sekitar pukul 12.25 WIB. Nadlif menggenakan baju batik kombinasi merah berlengan panjang serta bercelana hitam. Adapun mobil dinas Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BPD) Kijang Inova diparkir di depan halaman Kejari.
Sayangnya baik Nadlif maupun Kajari Zulbachri Bachtiar saat dikonfirmsi sama-sama menutupi. Nadlif yang saat keluar ruangan mengaku bila dirinya datang ke Kejari hanya silaturahmi. Dia menolak, bila kedatangannya disebut berhubungan dengan pemeriksaan dugaan koripsi TIK di 34 SD se-Kabupaten Gresik.
“Hanya silaturahmi biasa. Kebetulan saat ini saya sebagai Kepala BKD, jadi kantor saya dekat dengan kejaksaan. Sekali lagi tidak ada hubungannya dengan pemeriksaan TIK,” elaknya sambil ngelonyor keluar berjalan kaki menuju mobdin yang di parkir di luar.
Setali dua mata uang, Kajari Zulbachri Bachtiar saat dikonfirmasi juga menyatakan kedatangan M Nadlif ke ruangan Kasi Pidsus sebagai bentuk silaturahmi. Bahkan, keduanya kompak menyebut, bila tidak ada hubungannya dengan penyelidikan dugaan korupsi program TIK Rp1,8 miliar yang ditangani Pidsus.
“Ya, silaturahmi biasa ajalah,” tukasnya.
Kompaknya pernyataan mantan Kadindik M Nadlif dengan Kajari Zulbachri Bachtiar kian menguatkan isu yang beredar bila penyelidikan TIK bakal diberhentikan. Sebab, jauh-jauh hari berkembang isu yang menyebutkan, pihak empat rekanan CV BR, CV SB, CV SR dan CV AD meminta dihentikan. Bahkan, pihak Dindik Gresik juga menggunakan kekuatan politik menghentikan penyelidikan.
Kajari Zulbachri Bachtiar mengaku, pihaknya tidak akan menghentikan pengungkapan program TIK senilai Rp1,8 miliar. Hanya memang diakuinya, bila saat ini pihaknya masih menyatakan statusnya masih penyelidikan. Karena memang ada persoalan yang perlu didalami.
“Namun, tidak lama lagi akan kami naikkan menjadi dik. Nanti akan kita gelar secara bersama-sama,” tukasnya.
Seperti diberitakan, Dindik Gresik mengajukan 40 sekolah tinhkat SD baik swasta maupun negeri untuk mendapat program TIK dari Kemendikdasmen dan Kemenpora senilai Rp1,8 miliar. Namun, akhirnya diskerening pemerintah pusat hanya 34 sekolah dasar yang menerima. Masing-masing sekolah mendapat kucuran bantuan APBN 2014 sebesar Rp54 juta.
Dana sebesar itu digunakan untuk mengadakan alat informasi penunjang pendidikan di sekolah masing-masing. Diantaranya untuk mengadakan 4 laptop, 2 proyektor, 2 printer, 2 LCD, 3 wife mobile dan 4 speaker aktif. Tentunya dengan spek yang disesuaikan dalam petunjuk tehnis (juknis) dan petunjuk pelaksanaan (juklak).(sik)
Editor: sutikhon