;
Kabargresik.com – Berbeda dengan prosesi upacara kemerdekaan Republik Indonesia pada umumnya, ribuan santri pondok pesantren Mamba’us Sholihin Manyar melaksanakan upacara bendera memakai bahasa Arab. Kamis (17/08)
Abdul Fatah salah satu pengurus pondok pesantren Mamba’us Solihin mengatakan, penggunaan bahasa Arab dalam upacara sudah kerap dilakukan. Walaupun memakai bahasa Arab, upacara yang dilakukan dalam memperingati HUT RI ke 72 ini berlangsung secara khidmat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Bagaimanapun kita sebagai santri, tidak boleh lepas dari identitas kesantrian, karena itu sebuah tradisi, yang tidak boleh dihilangkan,” katanya.
Seperti layaknya upacara bendera, upacara di halaman pondok pesantren ini juga mengibarkan bendera merah putih, serta menyanyikan beberapa lagu kemerdekaan RI.
Namun yang menjadi pembeda protokol dalam memandu upacara, menggunakan kosa kata bahasa kitab, atau bahasa pesantren yang sudah menjadi bahasa sehari-hari bagi santri.
Senada dengan hal itu, salah satu Pengasuh Pesantren Gus Abdul Muqsith dalam amanat upacara menghimbau, para santri harus meneruskan perjuangan para pahlawan pendahulu.
Sebab kata dia, dalam era globalisasi seperti sekarang ini, banyak yang salah tafsir terkait nilai agama, yang tidak boleh mencintai tanah air. Karena itu, perdebatan pancasila sebagai ideologi Negara sudah selesai.
“Pancasila itu sudah final, kita harus mengamini sebagai ideologi negara kita,” harapnya kepada ribuan santri yang mengikuti upacara tersebut. (Akmal)