Tradisi dokaran, naik delman atau dokar keliling kota, masih menjadi daya tarik khas di Gresik saat Lebaran Ketupat. Meskipun jumlah penumpang terus menurun dari tahun ke tahun, sejumlah kusir tetap setia menjalankan tradisi ini demi menjaga warisan budaya leluhur.
Dokar merupakan transportasi tradisional beroda tiga yang ditarik kuda. Kendaraan ini biasa ditemukan di sekitar kompleks makam Sunan Giri, Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Gresik, untuk mengangkut peziarah dari tempat parkir menuju makam.
Namun, suasana berbeda tampak setiap perayaan hari raya ketujuh atau Lebaran Ketupat. Para kusir dokar turun ke kawasan Alun-alun Gresik dan mangkal di beberapa sudut kota untuk melayani warga yang ingin menikmati suasana lebaran dengan naik dokar, dalam tradisi yang disebut dokaran.
“Tradisi dokaran ini sudah ada sejak lama. Warga Gresik, khususnya anak-anak dan keluarga, selalu menantikannya setiap Lebaran Ketupat,” ujar Slamet, salah satu kusir dokar asal Kebomas, Senin (7/4/2025).
Sayangnya, antusiasme warga terhadap tradisi ini kian menurun. Slamet mengaku pendapatannya dari mengangkut penumpang dokaran tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.
“Tidak seramai biasanya, tiap tahun menurun. Namun, berapapun hasilnya harus disyukuri,” ungkapnya.
Tarif untuk menikmati naik dokar selama dokaran bervariasi, tergantung rute yang ditempuh.
“Tarif untuk sekali putar saat dokaran yakni Rp 50.000, kalau rutenya lebih jauh bisa sampai Rp 100.000,” jelas Slamet.
Meski demikian, sebagian besar penumpang tetap datang dari kalangan keluarga dan anak-anak. Dokaran pun menjadi momen rekreasi sekaligus bentuk pelestarian budaya lokal.
Zaky, warga asal Mengare yang ikut menikmati dokaran bersama keluarganya, mengungkapkan rasa senangnya.
“Senang sekali ya bisa naik dokar bersama keluarga, sekaligus juga bisa melestarikan tradisi dokaran ini,” pungkasnya.
Tradisi dokaran bukan sekadar hiburan, namun juga menjadi momentum bagi para kusir untuk mendapatkan tambahan rezeki di momen lebaran, sekaligus menjaga warisan budaya agar tidak punah di tengah modernisasi transportasi.
Penulis : Daniel Andayawan
Editor : Tiko