Kabargresik_ Terbukti melakukan tindak pidana penistaan agama terdakwa Nanang Kurniawan (49) warga Jl.Brigjend Katamso kelurahan Kedung Rejo kecamatan Waru, Sidoarjo di vonis hukuman 18 bulan penjaran oleh Majelis Hakim yang diketuai Djuanto.
Vonis tersebut conform dengan tuntutan jaksa. Dimana dalam sidang minggu lalu jaksa menuntut terdakwa dengan hukuma 18 bulan penjara.
Dalam amar putusannya Majelis menilai bahwa terdakwa terbukti melanggar pasal 156 huruf a KUHP. “Menghukum terdakwa dengan hukuman penjara selama 1 tahun dan 6 bulan,” tegas Djuanto.
Majelis menilai, bahwa terdakwa dengan sengaja mendesign alas sandal yang di ambil diinternet dimana ornamen tersebut merupakan kaligrafi. Orgamen kaligrafi itu lalu di design menjadi alas sandal sehingga tampak di alas sandal terdapat lafad Allah.
Atas putusan ini baik jaksa maupun terdakwa menyatakan pikir- pikir. “Kami memberikan waktu sampai 7 hari untuk pikir-pikir,” tegas Djuanto.
Sidang putusan yang di jaga ketat oleh Polres Gresik di hadiri oleh 8 Front pembela Islam (FPI) sekitar 8 orang. Mereka menyatakan tidak terima atas putusan 18 bulan oleh terdakwa. Mereka meminta jaksa untuk melakukan banding agar perkara ini kembali di periksa di Pengadilan Tinggi.
“Kami meminta Jaksa banding agar kami bisa mengawal perkara ini di pengadilan tingi,” teriak salah satu anggota FPI ketika palu hakim selesai di gedok menandakan sidang sudah selesai.
Ketua Advokasi FPI Jatim, Andri Hermawan mengatakan pihaknya tidak terima dengan putusan hanya 18 bulan conform dari Tuntutan jaksa.
“Kami akan mendesak kejaksaan negeri untuk melakukan banding. Kasus ini perkara penistaan agama islam. Dalam putusan, hakim tadi mengatakan bahwa sandal dengan alas nama Allah sudah beredar 77 ribu sandal. Maka terdakwa seharusnya di hukum maksimal yakni 5 tahun,” tegas Andri.
Tidak puas dengan putusan hakim, massa FPI ngeluruk kantor kejari Gresik. Mereka mendesak agar kejaksaan tidak main-main dengan kasus penistaan agama islam ini.
Tim advokasi FPI Jatim dan perwakilan anggota FPI di temui oleh kasie Intel Kejari Gresik, Luthcas Rohman. Dalam pertemuan itu, FPI meminta ketegasan kejaksaan dalam menanggapi putusan hakim. Mereka meminta agar jaksa melakukan upaya banding.
Atas permintaan itu, Luthas mengatakan akan melaporkan pada pimpinan. “Akan kami laporkan bagaimana petunjuk pimpinan karena kami memiliki jenjang untuk membuat keputusan,” tegsanya. (Rohim/K1)