Siapa sangka, teori fisika gravitasi ternyata juga diaplikasikan oleh pemilik warung kopi dalam aktivitas pencucian gelas dan piring mereka. Di Gresik, hampir semua warung kopi menggunakan prinsip gravitasi untuk meja atau tempat cuci gelas dan piringnya.
Penggunaan teori gravitasi ini bukan tanpa alasan. Selain menjaga kebersihan meja, air kotor dari proses pencucian dapat langsung mengalir dan tertampung dalam baskom atau timba yang ada di bawah meja. Sistem ini membantu para pemilik warung untuk lebih efisien dalam menggunakan air.
Efisiensi Air di Warung Semi Permanen
Sebagian besar warung di Kecamatan Dukun adalah warung semi permanen yang mengandalkan pasokan air dari pembelian dengan kapasitas terbatas. Karena itu, pemilik warung berusaha keras untuk menghemat air. Model meja cuci gelas berbasis gravitasi ini menjadi solusi yang sangat tepat.
Muhammad Naim, warga Desa Babaksari, Kecamatan Dukun, Gresik, memiliki warung kopi di Kecamatan Sidayu dan Bungah, Gresik. Menurutnya, teknik meja gravitasi ini sudah lama digunakan secara turun-temurun oleh warga Dukun untuk warung-warung kopi mereka.
“Meja miring itu memang cara kita untuk menghemat air, karena air di warung itu air beli dengan jerigen yang terbatas,” jelas Naim, yang sejak muda telah bekerja di warung kopi.
Proses Pencucian Gelas dengan Tiga Tahap
Dalam praktiknya, proses pencucian gelas di warung-warung ini melibatkan tiga tahap air. Tempat air pertama digunakan untuk menampung sisa minuman kopi dari pelanggan, yang biasa dikenal sebagai timba kotor. Tempat air kedua berfungsi untuk membilas gelas setelah isinya dibuang di timba pertama. Kemudian, gelas dimasukkan ke tempat air ketiga yang berisi air bersih.
Setelah melewati tiga tahap tersebut, gelas atau perabotan lainnya diletakkan di meja dengan kemiringan hingga 35°. Kemiringan ini dimaksudkan untuk penirisan atau pengeringan gelas menggunakan prinsip gravitasi.
Teknik Penirisan yang Efektif
“Jadi meja itu kemiringannya hingga 35 derajat sehingga air dari gelas-gelas yang bersih itu menetes atau mengalir ke bawah dan ada lubang di meja sehingga airnya itu langsung tertampung di tempat air kotor. Sehingga lantai yang kebanyakan hanya terbuat dari tanah tidak becek,” tutur Naim.
Dengan sistem ini, lantai warung tetap kering meski aktivitas pencucian gelas berlangsung. Ini merupakan inovasi sederhana namun efektif yang memanfaatkan prinsip dasar fisika untuk memecahkan masalah sehari-hari.
Penggunaan teori gravitasi dalam pencucian gelas di warung kopi ini menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam kegiatan sehari-hari di warung kopi kecil di Gresik.