Puluhan aktivis lintas generasi di Kabupaten Gresik menghadiri acara “Kenduri & Pertemuan Lintas Generasi” yang diselenggarakan oleh Forum Kota (Forkot) Gresik, acara ini sekaligus tasyakuran kantor baru di perumahan pondok permata suci (PPS) Kecamatan Manyar, Senin (15/11).
Acara dikemas dengan diskusi membahas berbagai permasalahan sosial maupun lingkungan.
Mereka (Aktivis) yang hadir, adalah perwakilan dari segenap pimpinan berbagai lembaga, mulai dari LSM, Organisasi Buruh, dan sejumlah komunitas lainnya. Hadir juga perwakilan dari perusahaan BUMN di Gresik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengawali sambutan, Penasihan Forum Kota (Forkot) Gresik, Yudi Santoso mengungkapkan bahwa keberadaan Forkot Gresik berbeda dengan Forkot yang ada di Jakarta. Dimana Forkot Gresik lebih fokus mengawal isu-isu daerah khususnya lingkungan.
“Dalam sejarah, Forkot Gresik berdiri pada tahun 2008, saat ini para pendiri dominan para mahasiswa yang mana masing-masing memiliki jiwa sosial kritis. Kemudian secara prinsip gerakan, Forkot Gresik lebih pada mengawal isu-isu daerah, khususnya persoalan lingkungan,” ujar Yudi.
Yudi menilai, Kabupaten Gresik didominasi dengan banyaknya industri yang ada tentu saja sangat berpengaruh, baik pengaruh lingkungan, pengaruh kultur budaya, dan kultur ekonomi masyarakat.
“Untuk itulah Forkot Gresik hadir untuk mengawal segala persoalan yang dinilai merugikan rakyat, dan tetap berada di garis masa bersama rakyat melakukan gerakan melawan segala bentuk penindasan,” tandanya.
Ketua Forkot Gresik, Haris Sofwanul Faqih mengatakan, Forkot Gresik dibawah kepemimpinannya selama ini telah banyak mengawal persoalan-persoalan besar yang banyak merugikan rakyat, khususnya masyarakat lokal Gresik.
“Kami sejak awal tegas menolak tegas menolak Freeport di Kabupaten Gresik, dan perusahaan properti yang tidak memiliki izin karena sangat merugikan rakyat dan mengikis lahan produktif, kami melawan pejabat birokrasi yang melakukan tindak korupsi,” tegasnya. (Tik)