kabargresik.com _Tampaknya banjir kali Lamong masih terus mengancam, pasalnya pembangunan tanggul terkendala pembebasan lahan. “meski sudah disiapkan dana, namun sampai saat ini progres pembebesan lahan untuk pembuatan tanggul tersebut masih 0%” pernyataan menohok ini disampaikan Asisten I, Mulyanto yang juga selaku wakil Panitia Pembebasan Tanah (P2T) Kabupaten Gresik, Selasa (29/1).
Pembangunan tanggul di Kali Lamong, Warga pemilik tanah berharap agar tanahnya dibayar semua. Mulai dari bibir sungai sampai bagian luar tanggul. “masyarakat berharap tidak ada tanah yang dibantarkan. Sedangkan aturan pembayaran yang disiapkan pemerintah adalah ganti rugi hanya untuk tanah dimana tanggul itu dibangun. Hal demikian masyarakat pemilik tanah merasa keberatan” katanya.
Selain kali Lamong, ancaman banjir juga terjadi pada wilayah Gresik bagian utara. Meluapnya sungai Bengawan Solo yang melintasi wilayah Gresik sejak dari wilayah kecamatan Dukun sampai ke Laut Jawa ini juga kerap menimbulkan banjir. Sampai saat ini, masih ada sekitar 35 bidang tanah di wilayah desa Karangcangkring, Dukun yang masih dalam proses pembebasan.
Rencananya di wilayah tersebut memang diproyeksikan untuk pembangunan tanggul untuk membendung sungai Bengawan Solo. Tanggul yang terletak di desa Karangcangkring ini untuk meminimalisir dampak banjir untuk wilayah Dukun dan sekitarnya. “Kendalanya hanya masalah harga tanah yang belum sesuai. Pemerintah menetapkan harga Rp. 40.000,- /meter, sedangkan warga minta harga lebih”, ungkap Mulyanto.
Untuk meminimalisir banjir, Pemerintah Kabupaten Gresik selama ini banyak melakukan pengerukan. Terutama pada sungai Lamong. “untuk normalisasi aliran sungai Lamong, Pemkab sudah melaksanakan pengerukan dibeberapa tempat. Terutama sungai yang mengalami pendangkalan ataupun penyempitan. Sehingga debit air yang mengalir bisa lebih besar dan tidak meluber kedaratan”pungkas Mulyanto.
Follow WhatsApp Channel www.kabargresik.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow