Kabargresik_ stadion olahraga Sidayu yang rencananya memakai lahan alon-alon Sidayu ditolak warga.
Penolakan ini terungkap saat dilakukan sosialisasi dari pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) di kantor kecamatan Sidayu, Selasa (27/10).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Hadir dalam acara sosialisasi diantaranya anggota dewan dari Sidayu diantaranya, Mustajab dan Suberi, Muspika Sidayu, Tim PU dan kepala desa serta tokoh masyarakat Sidayu.
Menurut Mustajab, adanya pembangunan di alon-alon Sidayu karena adanya aspirasi dari masyarakat.
“Munculnya pembangunan di alon-alon Sidayu karena ada warga masyarakat yang menginginkan adanya revitalisasi alon-alon, kami tampung dan yang mengeksekusi adalah PU,” ujar Mustajab.
Pernyataan Mustajab juga di amini anggota dewan dari Demokrat, Suberi. Menurut Suberi, selain untuk menanggulangi banjir juga adanya usulan dari masyarakat.
“Kami memang dapat usulan dari tokih masyarakat, namun kita akan tetap memperhatikan kearifan lokal, makanya kami juga protes bentuk pembangunannya,” tegas Suberi.
Sebelumnya ramai dibicarakan warga Sidayu terkait adanya pembangunan di alon-alon Sidayu yang tidak mengindahkan sejarah dan kearifan lokal.
Tokoh muda dari desa Kauman, Akhsif menginginkan adanya penangguhan pengerjaan sampai adanya sosialisasi yang menyeluruh baik dialog dengan warga maupun gambar bangunan.
“ditangguhkan saja dulu sampai ada sosialisasi yang utuh, biar warga paham,” ujar Akhsif.
Sementara itu tokoh muda dari desa Sukorejo, Ardi mempertanyakan kebutuhan pembangunan stadion itu sendiri. “apakah pembangunan stadion sesuai dengan kebutuhan masyarakat, atau hanya segelintir orang saja,” tanya Ardi.
Ardi menolak adanya pembangunan stadion karena bisa merusak fungsi alon-alon dan menghilangkan cagar budaya.
Sementara itu, Kepala dinas PU Bambang Isdianto mengatakan kalau rencana besarnya melakukan revitalisasi alon-alon Sidayu sejak 2011.
“2011 kita merencanakan penataan alon-alon Sidayu.
2012 mulai dilaksanakan.” ujar Bambang.
Rencana pembangunan stadion di Sidayu itu diantaranya peninggian lapangan, pembangunan ruang ganti dan tribun.
“Akan dibangun ruang ganti, toilet dan diatasnya tribun dengan kapasitas 500 penonton.” jelas Bambang.
Sementara itu dengan adanya pembangunan tribun, maka lapangannya sendiri akan menjadi berukuran mini yaitu 55M x 90M.
Untuk pembangunan tahap pertama, akan dibangun pondasi dan peninggian lapangan demgan anggaran 1.6M.
Sementara itu dari gambar yang diperlihatkan usai sosialisasi rencananya alon-alon Sidayu adan dikelilingi pagar berduri sehingga terkesan susah untuk mengakses kedalam alon-alon.
Ardi mencontohkan, alon-alon yang hampir sama dengan alon-alon Sidayu adalah alon-alon Jogja yang pengaturannya tidak mengesampingkah sejarah dan fungsi alon-alon.
“Jogja bisa kenapa kita malah bikin ruwet warganya,” sergah Ardi. (Tikon/K1)