GIRIMU.COM –SMK Muhammadiyah 5 Panceng, Gresik sebagai salah satu penerima dana hibah program pemberdayaan bidang peternakan dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dan Lazismu PDM Gresik terus melakukan inovasi. Dengan menerapkan model pembelajaran Tefa (Teaching Factory), menjadi media pengembangan kompetensi guru dan peserta didik di sekolah dan menjadikan suasana pembelajaran seperti kondisi nyata di industri.
Dari 11 embek (kambing) indukan yang diserahkan kepada Tefa ternak, SMK Muhammadiyah 5 Panceng dalam kurun waktu 9 bulan beranak 11 ekor, namun 2 ekor mati. Dengan demikian, total kambing saat sebanyak 20 ekor. Pemeliharaan cempe (anak kambing) dibiarkan hidup secara umbaran. Lahan umbaran ini sebagai bentuk pemuliaan hewan dengan memperbanyak pergerakan hewan ternak.
“Layaknya manusia, cempe perlu hidup bebas. Ketika di dalam kandang pergerakannya terbatas, sehingga membutuhkan inca’an (pijakan) yang bagus, karena berdiri pun belum tegak,” jelas Mas Ariyatin, perwakilan dari MPM.
Dalam pemberian pakan, pihak sekolah bekerja sama dengan peternak setempat untuk mencarikan rumput gajah. Teknisnya, rumput tersebut dihancurkaan terlebih dahulu dengan mesin pencacah untuk meminimalkan pembuangan.
Mahendra, guru peternakan SMKM 5 Panceng.
Bertambahnya jumlah kambing tentu bertambah pula pada volume kotoran hewan, sehingga membuat pihak sekolah melakukan pengembangan dan pengelolahan limbah kotoran tersebut. Mahendra, guru peternakan SMK Muhammadiyah 5 Panceng, mengatakan, kotoran hewan (kohe) kambing yang melimpah diolah menjadi pupuk kandang.
“Jika diolah dengan baik, kotoran kambing yang awalnya tidak bermanfaat bisa memiliki nilai jual untuk meningkatkan perekonomian,” katanya, Jumat (13/9/2024).
Guru lulusan angkatan pertama sekolah tersebut menjelaskan proses pengolahan kotoran hewan (kohe) kambing menjadi pupuk.
“Kotoran kambing ini kami kumpulkan lalu dijemur, dan setelah dijemur kami campurkan dengan dolomite untuk mengurangi kadar air dalam kotoran tersebut. Setelah kering, kotoran tersebut kami giling dengan mesin penggiling. Setelah digiling, kami campur dengan sekam bakar yang sudah kami olah terlebih dahulu,” paparnya.
Untuk pemasaran pupuk, pihak sekolah mempromosikan di akun marketplace Shopee dengan nama toko UD Tani Mulia. Selain itu, ditawarkan ke penjual tanaman hias. Pupuk tersebut dijual mulai harga Rp 5.000 – Rp 8.000 per kilogram-nya dengan jenis kohe kambing, sekam bakar, kohe kambing + sekam bakar, dan cocopeat. (*)
Kontributor: Lu’luatul Usroh