Bencana banjir musiman yang terjadi di wilayah Kecamatan Benjeng awal musim penghujan tahun ini telah menyebabkan puluhan desa terdampak. Setelah dua hari tergenang, banjir inipun meninggalkan lumpur di rumah warga dan fasilitas umum di wilayah Benjeng.
Melihat kondisi ini, Organisasi pecinta alam SMK Muhammadiyah 2 Benjeng yang dikenal dengan Sispala Muda melaksanakan kegiatan Bakti Sosial membersihkan Puskesmas dan SDN Deliksumber dari genangan lumpur.
Kegiatan yang dilakukan secara spontanitas ini dilatarbelakangi keprihatinan mereka setelah melihat sisa-sisa banjir yang sangat mengganggu fasilitas umum jika tidak segera dibersihkan. “Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, kami tergerak untuk mengkoordinir teman-teman untuk membantu petugas kebersihan setempat,” ujar Wardah Syifa siswa kelas XII Desain Komunikasi Visual yang juga Ketua Sispala Muda.
Meskipun beberapa dari mereka juga menjadi korban terdampak banjir, namun hal ini tak mengurangi semangatnya dalam membantu sesama. Mereka bahu-membahu mengepel dan membersihkan ruang kelas di SDN Deliksumber hingga akhirnya pekerjaan mereka selesai.
Setelah membersihkan sekolah, sasaran berikutnya adalah Puskesmas Benjeng. Di Puskesmas yang selalu tergenang ketika banjir datang ini, mereka juga mengerjakan hal yang sama. Membersihkan ruangan dan halaman yang penuh dengan lumpur sisa banjir yang menggenang selama dua hari.
Tentu saja dengan adanya aksi sosial ini, para karyawan dan tenaga kesehatan di Puskesmaspun tampak senang dan merasa terbantu sekali. Hal ini dikarenakan untuk membersihkan halaman dan ruangan yang cukup luas tersebut akan menguras banyak tenaga, padahal fasilitas kesehatan di Puskesmas dituntut agar segera bersih dan nyaman kembali untuk digunakan.
“Terus terang kami merasa sangat senang dan terbantu dengan datangnya adik-adik dari SMK Muhammadiyah 2 Benjeng ini,” ujar salah satu tenaga kebersihan yang tak mau disebut namanya.
Dedek Suherlan yang merupakan pembina Sispala Muda mengungkapkan bahwa aksi sosial ini bertujuan untuk melatih empati anak-anak terhadap bencana yang terjadi di sekitar mereka. “Kalau hanya meratap saja menyaksikan berita di media semuanya bisa, tapi untuk bisa bergerak menyingsingkan lengan guna membantu sesama itu tak semua orang bisa”, ungkapnya dengan semangat.
Setelah kagiatan aksi bersih-bersih itu selesai, merekapun kembali ke sekolah dan mengevaluasi kegiatan pada hari itu sebelum akhirnya pulang ke rumah masing-masing. (im/tik)