PT Semen Gresik Tbk (PT SG) akan memulai pembangunan pabrik di Padang, Sumatera Barat, pada 2011. PT SG berekspansi untuk mengantisipasi peningkatan permintaan dalam beberapa tahun mendatang.
Dirut PT SG Dwi Sutjipto mengatakan, perseroan sudah melakukan kajian terhadap pembangunan pabrik di Padang. Pembangunan pabrik tersebut adalah rencana terbaru dari perseroan.
“Pabrik di Padang itu, setelah dikaji, memang belum layak untuk dimulai saat ini. Namun, dianggap layak jika dimulai pada 2011 dengan memperhitungkan banyak aspek, baik teknis, finansial, maupun pasar,” ujar Dwi di Gresik, Kamis (2/7/09).
Saat ini, PT SG sedang menyiapkan sejumlah langkah penunjang untuk mendukung pembangunan pabrik yang akan dikelola oleh PT Semen Padang itu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Menjelang 2011 banyak langkah yang harus kami lakukan terkait pabrik di Padang itu. Misalnya, mengkaji tambahan cadangan bahan baku dan menyempurnakan desain infrastruktur,” terang Dwi.
Pembangunan pabrik di Padang, seperti juga pembangunan pabrik lainnya, dikalkulasikan menelan biaya di kisaran Rp2,3 triliun.
PT SG saat ini sudah merevisi capex (capital expenditure/belanja modal) sebesar US$1 juta, dari US$1,3 miliar menjadi US$1,2 miliar. Revisi capex dilakukan setelah perseroan melakukan kalkulasi ulang terhadap semua kebutuhan SMGR.
“Revisi capex tersebut adalah hasil review perseroan. Kami melakukan kalkulasi terhadap langkah-langkah yang akan dilakukan perseroan, dan hasilnya kami memutuskan untuk merevisi capex,” ujarnya.
Revisi capex juga dilakukan untuk mengurangi dana internal perseroan yang akan dibelanjakan. Namun, Dwi memastikan, revisi capex tidak akan terlalu mengurangi rencana ekspansi perseroan secara signifikan.
Revisi capex tersebut akan berpengaruh terhadap besaran belanja modal anak usaha perseroan. Perseroan memiliki dua anak usaha utama, yaitu PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa.
Di Semen Tonasa yang berbasis di Sulawesi, alokasi capex sebelumnya direncanakan Rp5,27 triliun, di mana Rp1,7 triliun di antaranya direncanakan berasal dari dana internal perseroan. Sisanya, sekira Rp3,5 triliun sudah didapatkan dari sindikasi perbankan yang dpimpin oleh PT Bank Mandiri Tbk. SMGR tercatat mengalokasikan US$345 juta untuk pembangunan pabrik di Sulawesi.
PT SG juga sudah mengalokasikan investasi pabrik di Tuban sebesar Rp5 triliun. Rencananya, nilai investasi tersebut akan disusutkan. Sementara untuk pengembangan pabrik di Gresik dialokasikan Rp3,3 triliun, yang akan dipenuhi dari dana internal.
Saat ini, perseroan sudah mulai melakukan relokasi pabrik dari kawasan Sukolilo, Pati, Jateng ke Tuban, Jatim. Hal ini dilakukan karena proses pembangunan pabrik di Pati terhambat pembebasan lahan yang alot.
Di Pati, perseroan semula berencana membangun pabrik dengan nilai kapasitas 2,5 juta ton per tahun dengan nilai investasi US$413 juta. Untuk aksi relokasi tersebut, PT SGmengalokasikan dana Rp3,5 triliun.
Pada kuartal I-2009, pendapatan perseroan mencapai Rp3,23 triliun, tumbuh 26,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,56 triliun. Laba PT SG masih mendaki 31,3% menjadi Rp 681 miliar dibanding periode sebelumnya yang sebesar Rp519 miliar.
Pertumbuhan sales perseroan dan seluruh anak usahanya masih melemah. Untuk posisi Mei, penjualan perseroan, baik untuk pasar lokal maupun ekspor, mencapai 1,46 juta ton atau turun sekira 13% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,69 juta ton.
Sementara penjualan untuk Januari-Mei 2009 mencapai 6,79 juta ton, melemah 6,6% dibanding periode Januari-Mei 2008 yang sebesar 7,28 juta ton.(kabarbisnis)