Puisi Suhartoko
Anak muda ….
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kupahatkan kesejukan di wajah kalian, di malam yang tak pernah letih
Oleh gempita musik cadas yang menghentak di sudut jantungmu
Oleh sergapan tarian wanita-wanita binal
yang nyaris telanjang dan mengendap-ngendap di kelopak mata
Oleh sengatan alkohol yang menguap dari goa mulut yang terus menganga
Sekali lagi,
kupahatkan kesejukan di wajah kalian, di malam yang tak pernah letih
Bukan gundukan pasir putih di batas pantai ini
yang berdiri rapuh oleh sapuan ombak yang pasang
Meski tak pernah kutahu siapa kalian
Meski tak pernah kukenal siapa ibu-bapak kalian
Meski tak pernah kutahu di bumi mana asal kalian berpijak
Seperti malam mini,
di sepanjang jalan yang menjadi saksi tercerabutnya nyawa dari raga yang murka
Bukan satu atau dua
Bukan sepuluh atau dua puluh
Bukan lima puluh, tujuh puluh, atau sembiilan puluh
Bukan …bukan itu
Jumlahnya jauh lebih dari itu
Tidak kurang 201 jiwa melayang sia-sia
Oleh dahsyatnya ledakan bom yang serakah
Di semarak pesta pora: Sari Club dan Paddy Pub yang tak pernah tidur
Kini,
Setelah mereka terjajar dalam monumen kelam: Ground Zero
Masihkah pesta pora semarak angkara terus bersemayam
Di jiwa dan raga yang nyaris tak mengenal Tuhan?
Anak muda …
Kupahatkan kembali kesejukan di wajah kalian, di malam yang tak pernah letih
Dalam balutan peradaban seperti aku punya (*)
Denpasar-Surabaya, Desember 2012