Kabargresik.com – Ketika kita mendengar kata vespa maka akan terngiang dengan kata jorok, urakan, dan terkesan apa adanya. Akan tetapi streotipe itu seakan hilang karena komunitas vespa yang tergabung dengan nama sarang (scoteris arang-arang) yang berdiri di Gresik utara.
Awal berdiri komunitas ini atas inisiatif 10 pemuda yang penyuka motor vespa khususnya Pantura, mereka ingin mempunyai wadah untuk bisa saling silaturahmi dan bergerak dalam kegiatan sosial masyarakat dan tahun 2011 di deklarasikan komunitas yang menyebut dirinya sebagai scooteris arang-arang yang terletak di Gresik utara.
Dalam perkembangannya anggota aktif saat ini mencapai 150 orang tersebar mulai dari kecamatan Panceng, Sidayu, Ujungpangkah, Dukun, Bungah.
Kelebihan komunitas ini di banding dengan klub motor lainnya adalah pada anggotanya yang sangat solid dan menjaga tali persaudaraan di antara mereka.
Saling menghormati diantara mereka adalah kewajiban bagi setiap anggota walaupun anggotanya dari berbagai profesi.
Anehnya lagi komunitas ini tidak memiliki ketua karena menurut mereka “status ketua” itu tidak penting pasalnya mereka mengaggap yang paling penting adalah yang di ketuakan bukan sosok ketua atau sosok yang bisa di teladani. Pernyataan itu di benarkan oleh Mohammad Roudhon (32) salah satu sosok yang di tuakan di komunitas ini, dia menganggap sosok ketua hanyalah status sosial “semua orang bisa menjadi ketua bagi dirinya sendiri” ujar pria yang biasa di panggil cak Ndon itu.
Dalam perjalanannya selama ini komunitas yang mengatas namakan kuda besi Pantura ini sangat aktif dalam kegiatan sosial di antaranya melakukan pembagian takjil gratis ketika ramadhan, baksos bersih lingkungan dan menurut rencana pada bulan November dengan menyambut hari pohon mereka mengagendakan penanaman Mangrove di daerah Ngemboh Ujungpangkah.
Selain melaksanakan kegiatan sosial, komunitas ini juga sering kali menghadiri acara touring mulai dari Tuban, Banyuwangi, Kediri, hingga paling jauh touring ke Mataram NTB.
Touring menjadikan pribadi yang lebih mandiri dan mengenal banyak orang walaupun berbeda bahasa, ras dan agama. “Sejak mengenal vespa, saya bisa lebih mandiri karena rata-rata scooteris hidup di jalanan” ujar Deny Prasetya (24) yang juga salah satu anggota yang pernah touring sampai ke NTB itu.(14/09).
Pembeda lain dari komunitas ini selain wadah berkumpul, komunitas ini mulai di pandang baik oleh masyarakat luas khususnya Gresik utara karena bisa menjadi teladan dan bergerak dalam berbagai aksi sosial.
Dan memang sesuai dengan tujuan awal mereka mensatukan solidaritas dengan besi tua dan mengubah streotipe bahwa komunitas motor pun bisa menjadi panutan buat masyarakat luas.
Anggaran yang biasa di himpun komunitas ini dengan iuran tiap anggota dan sponsor serta donatur. (Akmal/mg/tik)