Pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, secara resmi dikukuhkan dalam acara di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Gresik pada Sabtu (20/5/2023).
Acara tersebut melibatkan 13 anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan 25 Unit Pembantu Pimpinan (UPP), yang terdiri dari majelis dan lembaga PDM Kabupaten Gresik.
Pengukuhan dilakukan oleh Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Prof Dr Biyanto, MAg.
Pada kesempatan yang sama, dilakukan juga pengukuhan pengurus Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) dan Badan Pembantu Pimpinan (BPP) PDA Gresik oleh Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah, Dra Rukmini, MAP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Thoha Mahsun terpilih sebagai Ketua PDM Gresik periode 2022-2027, sedangkan Innik Hikmatin menjabat sebagai Ketua PDA Gresik untuk periode yang sama. Prof Biyanto, usai mengukuhkan pengurus PDM dan UPP PDM Gresik, berharap agar seluruh elemen PDM dapat langsung melaksanakan tugasnya dengan semangat, baik dalam bentuk amal kebajikan maupun kerja-kerja lainnya. Ia menekankan bahwa Muhammadiyah identik dengan beramal, “diharapkan seluruh anggota PDM dapat bersemangat dalam beramal melalui amal-amal usaha Muhammadiyah (AUM) yang ada, seperti di sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lain-lain.” Pinta Biyanto.
Prof Biyanto juga menekankan pentingnya fokus jajaran PDM dalam menjalankan program kerja yang telah ditetapkan dalam Musyawarah Daerah (Musyda) sebelumnya, yang juga telah memilih dan menyusun kepengurusan untuk periode 2022-2027. Ia mengapresiasi komposisi sumber daya manusia (SDM) PDM Gresik yang ideal, dengan adanya perpaduan antara kaum muda dan senior yang bekerja sama.
Ia menegaskan bahwa dengan komposisi yang ideal tersebut, kerja sama antara semua jajaran pengurus PDM sangat penting untuk menghasilkan kinerja yang berkualitas.
Selain itu, ia juga mendorong pemimpin Muhammadiyah memiliki mimpi-mimpi besar.
“Kita harus punya mimpi besar seperti memiliki sekolah-sekolah yang berkualitas di semua cabang dan hal-hal lainnya.” Kata sekretaris PWM Jatim.
Prof Biyanto memberikan pesan agar tidak terjadi ketimpangan yang mencolok di antara AUM yang ada.
Ia mengajak AUM yang kuat untuk membantu yang lemah, sehingga secara bersama-sama dapat memberikan layanan yang maksimal kepada masyarakat.
” Jika perlu, insentif juga dapat disiapkan untuk mendorong kemajuan bersama.” Tegasnya.
Ia menekankan bahwa AUM yang memiliki kekayaan harus membantu yang kurang mampu. (Tim)