Puluhan hektar lahan sawah milik petani dan rumah warga di Kabupaten Gresik terendam banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo. Intensitas hujan tinggi yang terjadi beberapa hari terakhir memicu meluapnya sungai terbesar di Jawa tersebut. Genangan banjir ini melanda dua kecamatan, yakni Kecamatan Bungah dan Kecamatan Dukun, dengan dampak yang cukup serius bagi warga setempat.
Pantauan di lokasi menunjukkan, banjir di Kecamatan Bungah telah merendam sawah milik petani di tiga desa, yakni Desa Bungah, Desa Sukowati, dan Desa Masangan. Tinggi genangan air di areal persawahan mencapai lebih dari satu meter, menutupi tanaman padi yang sedang tumbuh. Di permukiman warga, ketinggian air bervariasi antara 10 hingga 50 cm, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Seorang warga Desa Bungah, Muhammad Hanif, mengungkapkan bahwa banjir ini telah terjadi sejak Desember 2024 dan menyebabkan para petani mengalami gagal panen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sawah milik petani sudah terendam banjir sejak bulan Desember sampai sekarang, tinggi air yang merendam sawah sekitar satu meter lebih. Akibatnya tanaman padi rusak dan petani gagal panen. Januari ini petani gak bisa tanam padi,” ujar Hanif.
Hanif menambahkan, curah hujan yang cukup lebat dalam beberapa hari terakhir memperburuk kondisi. Lokasi sawah yang dekat dengan aliran sungai Bengawan Solo membuat kawasan tersebut rentan terendam banjir.
Di Kecamatan Dukun, kondisi serupa juga terjadi. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Sukardi, mencatat banjir telah merendam dua desa dengan genangan air yang cukup tinggi, yakni Desa Madumulyo dan Desa Bungah.
“Banjir di Desa Madumulyorejo merendam 24 rumah dengan ketinggian air 10-30 cm. Sementara di Desa Bungah merendam 20 rumah dengan ketinggian 10 – 30 cm, serta jalan lingkungan 10 – 30 cm dan jalan poros desa 10 – 60 cm,” jelas Sukardi.
BPBD Gresik terus melakukan pendataan terkait dampak banjir, termasuk lahan sawah yang terendam. Sukardi juga menegaskan pentingnya koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bantuan dan langkah penanggulangan berjalan efektif.
“Masih terus kita data terkait luas lahan areal persawahan di dua kecamatan yang terendam banjir luapan Sungai Bengawan Solo,” pungkasnya.
Banjir ini menjadi pukulan berat bagi para petani yang bergantung pada hasil panen sebagai sumber penghidupan. Warga berharap curah hujan segera mereda dan banjir dapat surut agar mereka bisa kembali memulai aktivitas bertani.
Penulis : Daniel Andayawan
Editor : Tiko