Mitra binaan KKKS Medco E&P Indonesia, PT Indal Steel Pipe, berhasil membukukan nilai proyek yang meningkat dua kali lipat setelah mendapatkan pembinaan SKK Migas dan KKKS. Pembinaan yang dilakukan KKKS membuat perusahaan berhasil meningkatkan kualitas dan performa dalam memenuhi kualifikasi tender proyek yang dilakukan KKKS.
“Adanya pembinaan ini secara tidak langsung meningkatkan kualitas sistem yang dimiliki oleh PT Indal Steel Pipe dan juga terbukanya kesempatan-kesempatan lain,” ujar Senior Technical Advisor PT Indal Steel Pipe, Siens Harianto pada acara Pra Forum Kapnas hari ini (17/5) di wilayah Jawa Bali dan Nusa tenggara (Jabanusa).
Pada awalnya perusahaan sering mendapatkan penolakan dari KKKS dengan berbagai alasan, tetapi dengan dorongan dari SKK MIGAS agar KKKS meningkatkan capaian TKDN nya dan melakukan pembinaan terhadap industri dalam negeri, maka banyak KKKS yang sudah mau mengakui bahwa industri dalam negeri pun kualitasnya bagus dan dapat memenuhi persyaratan dari KKKS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
PT Indal Steel Pipe adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing pipa baja untuk penyaluran air, minyak dan gas, serta pipa struktur. Selain itu PT Indal Steel Pipe juga bergerak di aplikasi coating. Berdiri sejak 13 Oktober 1989, Indal Steel merupakan bagian dari Maspion Group.
Lebih lanjut Siens memaparkan bahwa PT Indal Steel Pipe aktif ikut serta dalam program pembinaan KKKS, baik secara formal dan non-formal. Pembinaan secara informal dilakukan oleh KKKS dengan memberi kesempatan yang memadai untuk ikut tender di berbagai proyek, sehingga PT Indal Steel Pipe dapat mengembangkan kompetensinya. Hal seperti ini dilakukan oleh banyak KKKS, misalnya: MEDCO, PETRONAS, EXXON, HCML, PERTAMINA HULU ENERGI, dan lain-lain. Pembinaan secara formal baru mereka rasakan dari akhir 2019 di bawah pendampingan Pertamina Hulu Mahakam (PHM). Bahkan, PT Indal Steel Pipe turut diundang dan diajak untuk bisa berpartisipasi dalam program Join Industry Program oleh PHM.
“Di dalam program tersebut PT Indal Steel Pipe diminta untuk dapat mengembangkan sistem produksi dan sistem inspeksi agar bisa memenuhi persyaratan yang diminta oleh PHM,” tambahnya.
“Pembinaan secara non-formal biasanya memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan kualifikasi dan juga diberikan kesempatan dalam melakukan pengujian-pengujian sampai memenuhi persyaratan yang mereka inginkan, sedangkan proses pengadaan di KKKS nya tetap melalui proses tender,” jelas Siens.
PT Indal Steel Pipe sendiri telah banyak mengerjakan proyek-proyek hulu migas berskala besar, seperti Kedung Keris dan Banyu Urip milik Exxon, SPL/SPM Balongan (PERTAMINA), JSN dari PHM, RDMP LAWE-LAWE onshore dari PERTAMINA, dan lain-lain.
Untuk dapat menggarap proyek berskala nasional, Siens membagikan tipsnya, yaitu “Harus berpikiran terbuka, aktif, memiliki kemauan untuk berkembang dan memperbaiki diri, dapat menyesuaikan diri dan juga tidak menutup diri atas berbagai masukan dan juga pengetahuan baru yagn dapat dikembangkan di perusaah mereka.”
“Kami memberikan apresiasi sekaligus menyampaikan terima kasih atas pembinaan yang dilakukan oleh SKK Migas dan KKKS, sehingga sebagai perusahaan nasional dapat terlibat menjadi mitra kerja dalam proyek dan operasional hulu migas”, imbuh Seins. (Tiko)