Politik Jalan Tengah dan Jalan Baru Moderasi Beragama

- Editorial Team

Selasa, 5 Maret 2024 - 09:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Daya tahan bangsa Indonesia dalam menghadapi gejolak politik telah teruji. Perbedaan pilihan politik di Pemilu 14 Februari 2024 memang masih menyisakan dinamika, tetapi tidak sampai menjurus ke konflik politik di level horizontal.

Kedewasaan masyarakat kian menunjukkan kemajuan positif. Arus besarnya tidak terjebak pada pembelahan sikap-sikap ekstrem pro atau anti, apalagi permusuhan dan kekerasan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kesadaran masyarakat untuk selalu mencari jalan tengah tersebut, menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, karena DNA bangsa Indonesia adalah moderat. Kesepakatan “Negara Pancasila” merupakan wujud permanen dari DNA tersebut. Demikian salah satu pokok pikiran yang mencuat dari peluncuran buku “Jalan Baru Moderasi Beragama : Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir” pada Senin (4/3) di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat.

Pesan moral buku ini relevan dengan kondisi kebangsaan hari ini pasca Pemilu yang menuntut rekonsiliasi politik dan mengingatkan masyarakat agar tidak terseret sikap partisan yang berlebihan. Moderasi beragama meniscayakan budaya moderasi dalam kehidupan kebangsaan.

Baca Juga :  EMT Muhammadiyah Buat Peta Jalan Masuk Palestina

Sikap moderasi juga menjadi jangkar Haedar Nashir dalam menahkodai Muhammadiyah mengarungi pasang-surut politik nasional. Mantan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah di era Buya Ahmad Syafii Maarif ini menampilkan corak kepemimpinan kritis-akademis dalam menerjemahkan semangat amar makruf dan nahi munkar pada ranah kenegaraan. Haedar percaya, pendekatan dialog-persuasif lebih proporsional dibanding pendekatan reaksioner-konfrontatif.

Pengajaran moderasi beragama Haedar dinilai mencerahkan dalam konteks hubungan antar umat beragama dan memberikan keteladanan. Dalam pandangan Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, transformasi Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Haedar mengingatkannya pada transformasi yang terjadi dalam Gereja Katolik, sejak Konsili Vatikan II (tahun 1962-1965).

“Kata-kata Haedar tidak terbang hilang, tetapi dipahami, diingat, dan dikutip. Karena keteladanan beliau, saya yakin akan kebenarannya (beliau) disebut sebagai begawan moderasi Islam”, tutur pemimpin Umat Katolik di Indonesia ini.

Baca Juga :  Tiga Kunci Keberkahan Hidup - Girimu

Menurutnya dalam pribadi Haedar Nashir berlangsung dinamika yang saya rangkai dalam tiga kata ini : pengalaman keagamaan otentik, transformasi pribadi, dan transformasi institusi.

Sementara itu, Jusuf Kalla menyebut bahwa perbedaan agama yang ada sebenarnya hanyalah perbedaan tafsir agama. Ia bersyukur Indonesia memiliki figur seperti Haedar Nashir yang selalu mengutamakan moderasi melalui pendidikan. Moderasi dan modernisasi, yang juga menjadi fokus utama Muhammadiyah, harus berjalan bersama.

Selanjutnya, Susi Pudjiastuti mengaku bangga bisa menjadi seorang sahabat dari Haedar Nashir. “Saya senang sekali diberikan kesempatan untuk bersahabat dengan Pak Haedar yang punya kedalaman hati dan keluasan ilmu. Beliau adalah orang yang sangat halus tapi sebenarnya tegas,” ujarnya.





Sumber berita ini dari girimu.com

Follow WhatsApp Channel www.kabargresik.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

PCNA Benjeng Gelar Bagi Takjil dan Buka Bersama untuk Pererat Silaturahmi
PKDA SD Almadany: Pesantren Kilat yang Menanamkan Disiplin dan Nilai Keislaman
Di SD Muhammadiyah Benjeng, Pondok Ramadan Jadi Sarana Ibadah Siswa
PCA Wringinanom Bagikan Paket Sembako kepada Warga Desa Lebaniwaras, Singgung Perlunya Sinergi Aisyiyah dan Muslimat untuk Melayani Umat
Mengapa Bersyukur Itu Penting? Ini Jawabannya!
Ramadhan sebagai Momentum Perubahan Diri
Masjid KH Ahmad Dahlan, Destinasi Ngabuburit Unik di Gresik dengan Terapi Ikan
Darul Arqom SMK Muhammadiyah 5 Gresik Bangkitkan Spirit Muda Berwirausaha, Sukses Berkah Dunia Akhirat
Berita ini 2 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Senin, 10 Maret 2025 - 06:15 WIB

PCNA Benjeng Gelar Bagi Takjil dan Buka Bersama untuk Pererat Silaturahmi

Minggu, 9 Maret 2025 - 21:13 WIB

PKDA SD Almadany: Pesantren Kilat yang Menanamkan Disiplin dan Nilai Keislaman

Minggu, 9 Maret 2025 - 03:11 WIB

Di SD Muhammadiyah Benjeng, Pondok Ramadan Jadi Sarana Ibadah Siswa

Sabtu, 8 Maret 2025 - 18:10 WIB

PCA Wringinanom Bagikan Paket Sembako kepada Warga Desa Lebaniwaras, Singgung Perlunya Sinergi Aisyiyah dan Muslimat untuk Melayani Umat

Sabtu, 8 Maret 2025 - 09:09 WIB

Mengapa Bersyukur Itu Penting? Ini Jawabannya!

Berita Terbaru

Muhammadiyah Gresik

PCNA Benjeng Gelar Bagi Takjil dan Buka Bersama untuk Pererat Silaturahmi

Senin, 10 Mar 2025 - 06:15 WIB

Muhammadiyah Gresik

PKDA SD Almadany: Pesantren Kilat yang Menanamkan Disiplin dan Nilai Keislaman

Minggu, 9 Mar 2025 - 21:13 WIB