Kabargresik_ Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sepantura, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, menggelar aksi unjuk rasa, Selasa (01/09). Mereka menyikapi melemahnya nilai mata uang rupiah. Aksi mahasiswa ini berbuntut bentrok dengan Polisi.
Aksi demontrasi ini berlangsung di jalan Wahidin Sudirohusodo tepat depan pom bensin Bunder. Para mahasiswa sudah berkumpul sekitar pukul 13.00 WIB, mereka melakukan long march dari terminal Bunder menuju gerbang tol Bunder.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sampai di depan pom Bunder para mahasiswa di halang polisi untuk kembali ke terminal, akhirnya mereka berorasi dengan membakar ban memblokir jalan, sehingga arus lalu lintas macet total sepanjang jalan Wahidin Sudirohusodo.
Pihak Kepolisian mencoba membubarkan blokade mahasiswa, tapi mendapatkan perlawanan dari mahasiswa, baku hantam pun terjadi sehingga banyak mahasiswa yang terluka termasuk ketua cabang PMII Gresik Haris Sofwanul Faqih.
Aksi PMII sepantura ini menuntut presiden Joko Widodo untuk mundur karena di nilai gagal menjalankan pemerintahan, para mahasiswa menilai dengan semakin melemahnya rupiah di khawatirkan krisis 1998 akan terulang.
“Ini akibat tidak becusnya Presiden, rupiah melemah, otomatis akan berpengaruh langsung dan semakin tingginya harga kebutuhan pokok” ujar Budi Korlap aksi.
Ada beberapa tuntutan yang mereka suarakan dalam aksi kali ini, diantaranya perbanyak subsidi untuk rakyat, nasionalisasi aset, dan merubah kebijakan yang menguntungkan pihak asing.
Mahasiswa sampai sore belum membubarkan diri, akibatnya kemacetan panjang terjadi sampai dalam tol Bunder-Surabaya. (Ghofar/K1)