kabargresik_ Bocornya pipa High Density Polyethylene (HDPE) yang menjulur ke laut milik PT Smelting yang berfungsi sebagai sea water intek pabrik tersebut ternyata berdampak pada produksi pupuk Phonska milik PT Petrokimia Gresik.
Dampak yang ditanggung oleh PT Petrokimia diantaranya berkurangnya pasokan asam sulfat dari PT Smelting sehingga mempengaruhi proses produksi pupuk, terutama pupuk jenis Phonska.
Asam sulfat yang digunakan untuk produksi pupuk dari PT Petrokimia berasal dari 4 pabrik. dua pabrik milik PT Petrokimia, satu pabrik milik Petro Jordan Abadi dan PT Smelting.
Kapasitas produksi dari pabrik milik Petrokimia Gresik dan PT Petro Jordan Abadi sendiri hanya 550ribu ton pertahun untuk satu pabrik, sementara dari pasokan PT Smelting, PT Petrokimia menerima asam sulfat sebesar 900ribu ton pertahun.
Manager humas PT Petrokimia Gresik, Yusuf Wibisono mengatakan gangguan produksi pupuk di PT Petrokimia Gresik hanya pada produksi Phonska. “kami mengalami cut rate produksi dari yang biasanya 2000 ton akhirnya hanya 1400 ton atau pengurangan produksi lebih dari 30 persen,”” ujar Yusuf, Rabo (8/7).
BACA JUGA: http://www.kabargresik.com/pipa-smelting-bocor-produksi-terhenti
Untuk mengatasi kelangkaan asam sulfat, Petrokimia akhirnya melakukan import dan diusahakan dalam mingu kedua bulan Juli ini sudah bisa datang sehingga produksi pupuk tidak terganggu.
Sebelumnya pipa High Density Polyethylene (HDPE) yang menjulur ke laut milik PT Smelting yang berfungsi sebagai sea water intek pabrik mengalami kebocoran sehingga proses produksi di PT Smelting terhenti yang secara otomatis tidak bisa menghasilkan asam sulfat untuk pasokan PT Petrokimia Gresik. terhentinya pabrik Smelting ini kini sudah masuk pada hari ke 21. (tik)
editor: sutikhon