Yayasan Petir Gresik Bersatu bekerja sama dengan Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA) Gresik mengadakan acara Sosialisasi CBMF yang berfokus pada kanal aduan dan umpan balik bagi pasien TBC. Kegiatan ini dilaksanakan di Halaman Puskesmas Cerme, Gresik, Jawa Timur, pada hari Selasa (22/8/2023).
Keberadaan kanal aduan dan umpan balik bagi pasien Tuberkulosis (TBC) dianggap penting karena dapat memberikan masukan mengenai layanan kesehatan yang mereka terima. Hal ini membantu dalam meningkatkan kualitas perawatan serta mendeteksi masalah dengan cepat.
Falaq Fazarudhin, Pelaksana Program YABHYSA Peduli TBC Gresik, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara mantan pasien dan organisasi masyarakat sipil.
” Tujuannya adalah untuk mendukung dan mengadvokasi kesetaraan hak dalam pelayanan kesehatan serta hak untuk hidup layak. Hal ini diharapkan dapat menghilangkan ketakutan masyarakat dalam menjalani pemeriksaan dan pengobatan rutin, sehingga Gresik bisa mencapai status bebas TBC pada tahun 2030.” Papar Falaq dalam sambutannya.
Sementara itu Sri Suprapti, tenaga medis dari Puskesmas Cerme, menyampaikan materi terkait pengaturan pola makan dan asupan zat gizi yang tepat dalam manajemen TB.
“Pola makan yang benar menjadi sangat penting bagi penderita TBC selama masa pengobatan aktif maupun pemulihan.” Kata Sri.
Sementara itu, Yuli Alfionita dari SSR YABHYSA Gresik, menjelaskan peran paralegal dalam membantu individu dengan TBC menghadapi stigma dan diskriminasi. Hal ini melibatkan dukungan hukum, sosial, dan psikologis.
“pendampingan bagi penderita TBC secara hukum juga diperlukan karena tidak sedikit penderita TBC di masyarakat dikucilkan dan diberi stigma buruk, maka kami akan selalu menguatkan mental mereka yang sering mendapatkan bullyan dimasyarakat terkait penyakit yang dideritanya” jelas Yuli.
Yuli juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa menderita TBC itu sakit dan jangan ditambah sakit dengan bullyan.
Rofi’, perwakilan dari Yayasan Petir Gresik Bersatu, menambahkan bahwa acara Sosialisasi CBMF ini telah diadakan sebanyak 4 kali di rumah sakit dan puskesmas. “Harapannya, kami dapat memfasilitasi proses pengobatan pasien TBC hingga mereka sembuh, serta meningkatkan pemahaman akan pola hidup yang sehat,” ucapnya.
Salah satu peserta, Siti Rahani, berbagi kendala yang dialaminya terkait ketidak dimemilikinya kartu BPJS atau kartu KKS. Meski begitu, ia menyatakan bahwa ia merasa didukung oleh acara ini dan tetap semangat dalam perjalanan penyembuhan TBC. (Tik)