Kabargresik_ Hari Guru Internasional yang jatuh pada hari ini 5 Oktober 2013 diperingati secara serentak oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Peringatan Hari Guru Internasional yang berbarengan dengan HUT TNI ke-68 ini oleh PGRI Kecamatan Gresik di Gelar di sepanjang Jl. Jaksa Agung.
Kegiatan yang dijadwalkan digelar di halaman Wahana Ekpresi Poesponergoro (WEP) ini mendadak harus dialihkan di tepian jalan sepanjang Jl. Jaksa Agung di depan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Gresik lantaran ada kegiatan lain di Gedung WEP.
Walau terdapat pergeseran tempat sebagaimana dijadwalkan akibat gedung WEP dipakai pameran UKM, Ratusan Guru tersebut tetap antusias melangsungkan aksi damai dan do’a bersama secara khidmat.
Di hadapan massa guru yang berbaris hampir memakan setengah jalan raya tersebut, Ketua PGRI Kecamatan Gresik, Drs. Suryantoko, M.Pd membacakan naskah orasinya. Ia menyatakan, mewakili segenap guru di Gresik meminta agar Penyelenggara Negara dari tingkat pusat hingga daerah memperhatikan nasib pendidikan dan kesejahteraan Guru di Indonesia.
“Lahirnya UU.No.14 Th. 2005 Tentang Guru dan Dosen, Namun sayang proteksi hukum tersebut akhir-akhir ini kami rasakan jauh menyimpang implementasinya. Carut-marutnya pelaksanaan pendidikan dan terkesan mengada-ada. Diantaranya Sertifikasi dan UKG (Uji Kompentensi Guru)” Papar Suryantoko.
Usai pembacaan teks orasi, Chilmi Aziz, yang membacakan do’a, menyindir Penyelenggara negara agar terbuka nuraninya dalam memperhatikan para guru dan pendidikan Indonesia.
Salah seorang Guru yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa upah mengajar selama 24 jam selama satu bulan itu dirasa masih jauh dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. (chidir).
Editor: zumrotus s