Kabargresik_ Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik nampaknya belum menjamah pembangunan dan sektor lalu lintas penyebrangan di Sungai Bengawan Solo yang memakai perahu tradisional, padahal setiap hari ribuan warga termasuk pelajar Gresik memakai jasa penyebrangan dengan perahu kayu.
Di sepanjang Sungai Bengawan Solo setidaknya ada puluhan titik penyebrangan tersebar diwilayah Kabupaten Gresik, salah satu penyebrangan lintas yang menghubungkan wilayah Gresik dengan Lamongan tepatnya di dusun Langkir Desa Dukuhkembar Kecamatan Dukun yang menjadi satu-satunya jalur alternatif mempersingkat waktu, mengingat jauhnya jarak jembatan Dukun dan karanggeneng yang mencapai 7 kilometer.
Agus(35Tahun)salah satu penyedia jasa penyebrangan tradisional mengaku dalam setiap hari mulai pukul 5 pagi hingga pukul 4 sore,ratusan warga serta pelajar disebrangkan dengan tarif 2ribu perorang dan 5ribu untuk penumpang yang menggunakan sepeda motor dalam setiap pulang pergi (pp).
Agus menambahkan,untuk dapat melakoni sebagai jasa penyebrangan sungai Bengawan Solo ini,dirinya harus bersaing dengan warga lain melalui sistem lelang dengan biaya yang lumayan besar yakni Rp 35 juta selama 5 tahun.
Berdasarkan pantauan Kabargresik.com (20/1). Kondisi perahu perahu yang digunakan untuk mengangkut orang,sepeda motor hingga barang dagangan warga dan usia perahu tersebut,sudah puluhan tahun dengan dermaga seadanya.
Selain kondisi perahu dan ketidaksediaan alat keselamatan, disepanjang titik penyebrangan juga tidak,ada petugas jaga.Akibatnya jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan dapat dipastikan penanganan akan terlambat terlebih saat kondisi air Bengawan Solo dalam keadaan meluap.(Syafik)
Editor: sutikhon