Girimu.com — Penulis buku best seller Ahmad Rifa’i Rif’an menyebar virus menulis dan membakar semangat para pustakawan, guru, dan siswa sejumlah sekolah di Gresik untuk bisa dan mau menulis buku. Hal itu disampaikan dalam forum Bedah Buku dan Bincang Penulis di aula SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik, Jawa Timur, Jumat (3/5/2024).
Bedah Buku dan Bincang Penulis yang diinisiasi oleh Forum Perpustakaan Sekolah Muhammadiyah (Forpusmu) Gresik dan SMA Muhammadiyah 1 Gresik itu membedah salah satu buku karya Ahmad Rifa’I Rif’an: Generasi Emas, terbitan Gramedia. Hadir dalam forum itu, di antaranya Ketua Majelis Pustaka, Informasi, dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah(PDM) Gresik yang juga membawahkan Forpusmu, Suhartoko, perwakilan penerbit Gramedia, juga para pegiat literasi di kota pudak ini.
“Di zaman yang serbadigital saat ini, mendapati anak-anak mau membaca buku, layak kita apresiasi, apalagi kalau mau menulis,” ujar Rifa’i.
Apa yang disampaikan pria muda asal Lamongan, Jawa Timur ini, dikaitkan dengan kondisi yang hingga kini budaya literasi di Indonesia, terutama di kalangan anak muda, masih relatif rendah. Karena itu, perlu pembiasaan dan pendampingan secara serius agar mereka mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki, terkait dengan kemampuan literasi, di antaranya membaca dan menulis.
Alumni ITS ini menambahkan, di setiap episode kehidupan yang dilalui, seseorang harus memiliki visi dan target yang jelas dan terukur. Demikian juga terkait dengan upaya mengasah kemampuan menulis. Selain itu, interaksi dengan dunia dan komunitas kepenulisan, perlu dirawat dan diintensifkan.
Bapak empat anak yang telah menerbitkan lebih dari 40 buku –dan sebagian best seller– ini meyakinkan, apa pun yang ingin dicapai, khususnya dalam hal tulis-menulis (literasi) harus dicatat atau ditulis.
“Sekecil apa pun informasi yang terjadi, termasuk yang tidak kita sukai, harus ditulis. Sebab, peluang kesuksesan atau kegagalan, jika ditulis minimal 50% membuahkan hasil. Sebaliknya, jika tidak ditulis, maka 100 peren dipastikan menemui kegagalan,” ungkapnya.
Sementara Ketua MPID PDM Gresik yang juga Pembina Forpusmu Gresik, Suhartoko, mengatakan, sebaik-baik jejak yang ditinggalkan itu adalah tulisan. Dan, tulisan itu jejak yang abadi, yang tak akan terhapus oleh pergerakan ruang dan waktu. Karena itu, seseorang akan selalu dikenang melalui tulisan yang ditinggalkan.
“Karenanya, jika Anda ingin dikenang sepanjang masa, maka tinggalkanlah jejak abadi itu dengan cara menulis, menulis, dan terus menulis,” ujar alumni Unesa ini memotivasi peserta. (*)
Kontributor: Bayyin Aurelia/Dyah Haryo Putri