Bawean, kabargresik.com – Kawasan wisata Tanjung Ge’en di Desa Kumalasa, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, yang dikenal dengan keindahan pantainya dan kejernihan air lautnya, dikabarkan telah resmi dijual. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa lahan yang ditawarkan seluas 16 hektare dengan berbagai keunggulan, seperti tanah di bibir pantai, pemandangan matahari terbenam, dan tambang batu onyx.
Pengumuman penjualan tersebut dapat ditemukan di aplikasi dan situs rumah123.com. Dalam deskripsi yang tercantum, lokasi tanah berjarak sekitar tiga jam perjalanan laut dari Pelabuhan Gresik ke Pelabuhan Sangkapura dengan kapal cepat, kemudian dilanjutkan perjalanan darat sekitar 25 menit menuju Desa Kumalasa.
“Legalitas 8 SHM sudah dititipkan di notaris dan siap balik nama ke pembeli. Sisa 10 hektare masih dalam proses sertifikasi,” demikian tertulis dalam iklan penjualan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, disebutkan bahwa akses menuju lokasi akan diperbaiki dengan pembangunan jalan dari Desa Kumalasa tahun ini, yang telah dikonfirmasi oleh kepala desa setempat.
Namun, rencana penjualan tanah ini menimbulkan protes dari sejumlah warga. Mereka khawatir ada tanah berstatus governor ground (GG) atau tanah milik negara yang turut diperjualbelikan secara tidak sah. Sebagaimana diketahui, tanah yang berada di sepanjang garis pantai umumnya merupakan tanah GG dengan radius yang bervariasi dari bibir pantai ke daratan.
Asep, salah satu warga setempat, menyayangkan penjualan tanah tersebut karena selama ini kawasan itu menjadi salah satu destinasi unggulan wisata bahari Pulau Bawean.
“Yang kami tahu, tanah itu GG dan dikelola oleh pemerintah desa. Kalau benar dijual, berarti ada permainan antara pihak desa dan penjual,” ujarnya, Selasa (18/2/2025).
Asep juga mengungkapkan bahwa warga mengira kawasan tersebut merupakan area konservasi karena lokasinya yang berdekatan dengan hutan lindung. Namun, setelah ditelusuri, tanah tersebut masih berstatus GG, dan yang lebih ironis, pihak pemerintah desa tidak pernah melakukan sosialisasi mengenai penjualan ini.
“Kami ingin kejelasan terkait status tanah di kawasan ini sebelum kami justru menjadi orang asing di tanah kelahiran sendiri,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kumalasa, Idam Kholik, membenarkan adanya penjualan tanah tersebut. Ia menjelaskan bahwa tanah yang diperjualbelikan memang merupakan milik pribadi dan memiliki pajak serta sertifikat hak milik.
“Memang ada banyak tanah pribadi di kawasan itu,” jelasnya.
Dalam deskripsi penjualan, disebutkan bahwa kawasan tersebut memiliki berbagai potensi, di antaranya:
- Lokasi agenda tahunan Sail to Bawean yang diikuti wisatawan lokal dan asing.
- Spot snorkeling yang berada di beberapa titik sekitar lokasi.
- Sumber mata air tawar yang tetap jernih meskipun berdekatan dengan laut.
- Beberapa titik sumber air panas.
- Sering diliput oleh travel vlogger, YouTuber, influencer, dan stasiun TV nasional.
- Pemandangan matahari terbenam yang indah dari atas tebing.
- Area yang sering dijadikan lokasi cliff jumping oleh wisatawan.
- Teluk dengan air yang tenang dan cukup dalam, menyerupai kolam renang pribadi.
- Potensi tambang batu onyx.
- Perairan kaya hasil laut yang mendukung sektor perikanan.
Sebagai informasi, pada akhir 2022, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Gresik bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melakukan penelitian geologi di beberapa lokasi wisata di Pulau Bawean. Penelitian ini bertujuan untuk mendukung pengajuan Pulau Bawean sebagai warisan geologi (geopark).
Kabid Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Gresik, Dian Palupi Chrisdiani, menjelaskan bahwa proses pengajuan geopark membutuhkan pengembangan di berbagai aspek, seperti keragaman geologi (geodiversity), keanekaragaman hayati (biodiversity), budaya (cultural diversity), serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia, infrastruktur, dan regulasi kebijakan.
Dari pemetaan tersebut, beberapa destinasi wisata berbasis aspek kebumian (geodiversity) di Pulau Bawean yang teridentifikasi meliputi:
- Pantai Gili Noko
- Pantai Noko Selayar
- Pantai Jembengan
- Pantai Tanjung Ge’en
- Pantai Ria
- Pantai Mayangkara
- Mata Air Panas Kepuhlegundi
- Pantai Kerrong
- Danau Kastoba
- Air Terjun Laccar
- Puncak Gunung Soka
- Air Terjun Murtalajer
- Air Terjun Kastoba (Grojogan Candi)
- Jherat Lanjeng (Makam Panjang)
- Mata Air Panas Sawahmulya
Sementara itu, destinasi berbasis keanekaragaman hayati (biodiversity) meliputi:
- Penangkaran rusa
- Hutan mangrove Daun
- Hutan mangrove Kebuntelukdalam
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan kawasan wisata di Pulau Bawean, termasuk Tanjung Ge’en, dapat terjaga kelestariannya dan berkembang sebagai destinasi unggulan tanpa mengorbankan aspek lingkungan dan hak masyarakat setempat.
Penulis : Daniel Andayawan
Editor : Akhmad Sutikhon