Desa Racikulon yang terletak di Kecamatan Sidayu merupakan tempat yang kaya akan sejarah dan ragam budaya yang dilestarikan dari generasi ke generasi.
Sejarah Desa Racikulon terkait erat dengan Kadipaten Sidayu pada masa pemerintahan Kanjeng Sepuh Sidayu. Desa ini terkenal dengan Tari Tayung Raci, warisan budaya yang terus hidup dalam masyarakat. Tarian ini menggambarkan kepahlawanan seorang Senopati yang berani dan tangguh dalam melawan penjajah.
Menurut cerita turun temurun, desa ini awalnya merupakan tanah perdikan dengan wilayah kekuasaan yang sangat kecil, sehingga disebut Kerajaan Kecil (RACI) atau “RAJA CILIK” dalam bahasa Jawa. Karena posisinya di sebelah Barat, desa ini diberi nama Racikulon.
Cerita berlanjut, desa ini terpencil dan jauh dari keramaian yang dikenal sebagai Kademangan Raci Gombang, di bawah pemerintahan Demang bernama Ki Demang Sindupati. Demang Raci Gombang adalah sosok yang dermawan, memiliki kekuatan, dan berpengaruh di Kadipaten Sidayu pada masa Kepemimpinan Kanjeng Sepuh Sidayu.
Di desa ini, terdapat benda-benda dan situs bersejarah seperti Telaga Gombang yang menarik perhatian. Sebuah potongan kayu mengambang di telaga tersebut dengan keanehan bahwa kayu itu tidak pernah berpindah tempat, meskipun tanpa diikat. Konon, kayu tersebut adalah tempat Petilasan Mbah Kanjeng Sepuh, karena setiap Mbah Kanjeng Sepuh pergi ke suatu tempat, mereka selalu singgah di Raci Gombang dan bersemedi di atas kayu itu.
Di Desa Racikulon, terdapat pula makam tanpa nisan yang dikatakan sebagai makam Demang Sindupati. Ada tiga makam berjajar, dengan makam jasad Demang Sindupati di tengah, makam kuda Demang Sindupati di sebelah kanan, dan makam perlengkapan Demang Sindupati seperti Pecut, tombak, dan surban di sebelah kirinya.
Namun, tidak hanya itu, Desa Racikulon juga memiliki warisan budaya leluhur lainnya, yaitu Tari Tayung Raci yang menjadi ciri khas Gresik. Tarian ini mengisahkan perjuangan seorang Demang yang memiliki kemampuan 7 wira loka atau 7 keahlian bela diri. Demang tersebut menghimpun pemuda-pemuda desa di tanah perdikan yang dikenal sebagai ‘Raci Gombang’, yang sekarang dikenal dengan nama Raci Kulon.
Tarian Tayung Raci yang memukau ini biasanya ditarikan oleh 21 orang penari yang membawa perlengkapan senjata tombak. Dengan iringan tetabuhan gendang, kenong, dan tanjidor (beduk), setiap langkah penari menjadi indah dan harmonis, melambangkan keberanian prajurit Kademangan Raci Gombang. Bahkan, salah satu penari memerankan sosok Demang Sindupati.
Hendry Adha Asmoko, Kepala Desa Racikulon Sidayu, dengan bangga menyatakan, “Alhamdulillah, kami tetap menjaga dan melestarikan warisan sejarah dan budaya leluhur hingga saat ini. Tari Tayung Raci selalu ditampilkan dalam setiap acara di desa kami.” Tutup Moko. (Had)