Acara Tawur Agung Kesanga yang berlangsung di Pura Jagad Dumadi, Desa Laban, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jumat malam (29 Maret 2025), disambut antusias oleh masyarakat setempat. Tidak hanya umat Hindu, pawai ogoh-ogoh ini juga melibatkan kehadiran warga lintas agama, menciptakan suasana kerukunan yang harmonis.
Kegiatan ini menampilkan 16 ogoh-ogoh dengan berbagai bentuk dan ukuran yang diarak berkeliling desa. Sejak sore hari, masyarakat berbondong-bondong menuju Pura Jagad Dumadi untuk menyaksikan rangkaian acara ini. Rute pawai bahkan memadati jalan raya Laban, menambah semarak suasana. Antusiasme warga tampak ketika ogoh-ogoh digoyangkan di depan kerumunan dengan nyala flare yang memukau.
Dharma, Ketua Panitia Tawur Agung Kesanga, mengungkapkan bahwa persiapan untuk acara ini memakan waktu cukup lama. “Persiapan untuk acara ini membutuhkan waktu selama tiga bulan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ogoh-ogoh, yang melambangkan sifat buruk dan kejahatan, diarak mengelilingi wilayah Desa Laban sebagai simbol pengusiran energi negatif. Setelah arak-arakan, ogoh-ogoh dibakar di Pura Jagad Dumadi. “Pembakaran ogoh-ogoh tersebut sebagai simbol pemusnahan segala sifat buruk dan kejahatan di dunia yang dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947,” tambah Dharma.
Emi, warga asal Sidoarjo yang turut hadir, mengaku sangat terhibur dengan pawai ini. “Tentunya senang banget ya, jauh-jauh dari Sidoarjo demi liat pawai ogoh-ogoh ini. Intinya keren aja, bagus dan meriah,” katanya penuh semangat. Ia juga berharap agar acara semacam ini terus berlanjut di masa mendatang. “Harapannya, tahun depan pawai ogoh-ogoh lebih semarak. Tentunya, pawai ogoh-ogoh ini terus dilestarikan oleh generasi muda, bukan hanya generasi tua,” pungkasnya.
Selain merayakan tradisi, acara ini juga mempromosikan pentingnya melestarikan budaya lokal agar terus dikenang oleh generasi mendatang.
Penulis : Daniel Andayawan
Editor : Tiko