Abdul Halim mantan kepala desa Sekapuk Ujung Pangkah merespon tindakan warga yang menghancurkan tiga patung yang ada di tempat wisata setigi dan kebun pak Inggih.
Bagi Abdul Halim apa yang dilakukan warga sah-sah saja karena merupakan hasil kesepakatan namun dirinya juga menjelaskan bahwa apa yang dilakukan bukan tanpa alasan.
“patung Ki Begawan Setigi itu hanya sebagai simbolis saja, kenapa tidak 5 buah, dan ada kepala desa sebelumnya, itu karena biaya yang ada tidak mencukupi pada saat itu” ujar Abdul Halim dalam akun Facebook @abdul_halim Sabtu (30/12/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Abdul Halim juga berargumen bahwa dirinya pernah melihat soal ujian anak sekolah dasar dengan pertanyaan siapa pembuat wisata setigi sayangnya dalam soal pilihan tersebut tidak ada nama desa sekapuk yang membuat.
“Hal ini terbukti saat ada soal ujian sekolah dasar yang menyebut Setigi dibangun oleh siapa namun jawaban pilihan yang ada di dalamnya tidak ada nama desa sekapuk.” Terang Abdul Halim.
Abdul Halim juga menjawab terkait dengan gajinya yang besar di stigi hal itu dikarenakan baginya sesudah sesuai dengan AD ART yang ada.
“Saat itu saya menjabat menjadi kades dan komisaris dan saat itu sesuai dengan ketentuannya AD / ART adalah gaji tiga kali gaji direktur,” terang Halim dalam video di Facebook.
Regulasi penggajiannya pada saat itu kata kades yang berjenggot panjang tersebut, karena ada tunjangan kinerja di tahun 2021. Maka disepakati saat itu patokannya adalah gaji Pemdes.
“Ketika dapat dana transfer 1 miliar dan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik maka mereka akan mendapatkan ketentuan gaji 5 juta rupiah untuk Kades dan Rp3.800.000 Untuk Sekdes” jelas Halim kemudian.
Abdul Halim juga menjelaskan awal mula kenapa di mau menjabat komisaris di Setigi.
Awalnya kita datangkan konsultan saat itu minta 25 juta dan fasilitas rumah, namun dia memberikan solusi lain.
“Daripada dipegang oleh orang luar lebih baik pak kades sendiri yang menjadi komisaris” ujar konsultan pada saat itu seperti yang dituturkan Abdul Halim di akun Facebooknya.
Sebelumnya ribuan warga desa Sekapuk Ujungpangkah Gresik menghancurkan patung Ki Begawan Setigi di tempat wisata alam setigi dan kebun pak inggih.
Mereka bersepakat untuk menghancurkan patung Ki Begawan stigi yang ada di dua tempat wisata milik desa tersebut.
Bagi warga desa sekapuk, patung-patung yang menggambarkan wajah kepala desa lama, Abdul Halim yang sudah habis masa jabatannya itu menjadikan kehidupan warga desa Sekapuk tidak nyaman.
Menurut warga desa sekapuk patung-patung tersebut menunjukkan simbol kepongahan pemimpin desa yang tidak mau menerima kritik dan saran dari warga desa.
Khoiriyah misalnya, perempuan warga desa Sekapuk yang bekerja sebagai wedding organizer itu mengaku dirinya tidak respek sama sekali dengan tingkah laku kepala desa Abdul Halim.
“Keinginan warga desa sekapuk untuk menghancurkan patung-patung tersebut tidak berhubungan sama sekali dengan urusan agama tapi kita ingin dengan hancurnya patung-patung tersebut kesombongan yang ada di desa sekapuk sirna, karena desa sekapuk tidak hanya dibangun oleh salah satu kepala desa yang menjabat namun dibangun oleh masyarakat dengan banyak periodisasi kepala desa yang pernah menjabat.” Ujar Khoiriyah dlsaat ditemui di kebun pak Inggih, Sabtu (30/12/2023).
Khoiriyah juga kecewa dengan sebutan desa milyader tetapi warganya juga banyak yang masih dibawah garis kemiskinan.
“Milyader opo mas, yang miskin disini banyak, tapi datanya dihapus supaya tidak diberi bantuan pemerintah l” keluh Khoiriyah.
Tidak hanya Khoiriyah, Abdur Rofiq salah satu anggota Tim 9, yang dibentuk warga untuk melakukan investigasi atas tindakan non prosedural mantan kepada desa Abdul Halim juga mengungkapkan kekesalannya.
“Ini simbul keangkuhan kades lama dengan patung-patungnya, dan warga ingin simbul – simbul itu dihilangkan.” Ujar Rofiq.
Rofiq juga mengungkapkan bahwa kepala desa Abdul Halim harus mempertanggungjawabkan keuangan pengelolaan tempat wisata yang diduga ada sekitar 9,5 miliar rupiah.
“Ada hutang bank dan saham fiktif (abab) yang totalnya 9.5 miliar yang harus diaudit ulang. Kenapa sampai ada hutang sebanyak itu” terang Rofiq.
Sebelumnya warga desa Sekapuk pada juma’at malam (29/12023) melakukan public hiring antara warga, BPD, perangkat desa, PJ Kepala desa, Camat Ujungpangkah dan utusan Pemkab Gresik di balai desa.
Warga Sekapuk menanyakan banyak hal terkait pengelolaan obyek wisata desa baik management pengelolaan maupun keuangan.
Dalam suasana tegang tersebut akhirnya disepakati akan ada rembuk desa pada awal Januari 2024 dan penghancuran patung Ki Begawan Setigi dan patung pak Inggih yang berada di tempat wisata Setigi dan Kebun pak Inggih. (Tiko)