Trend make up sendiri di tahun ini lebih ke penggunaan make up soft yang terlihat lebih natural dan kalem. Jenis make up yang kuat jarang digunakan untuk saat ini
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
kabargresik.com – Pernikahan adalah hal sakral yang diinginkan setiap orang, sekali dalam seumur hidupnya. Terutama bagi perempuan, tampil semenarik mungkin dengan trend pernikahan terbaru akan menjadi impian utama di hari pernikahan. Termasuk juga di daerah Gresik, bulan besar setelah Idul Adha (Dzulhijjah) menjadi musim pernikahan yang membuat para calon pengantin mencari trend wedding terbaik. Begitu juga dengan para pengusaha pemilik tata rias wedding, mereka seakan berlomba untuk menyediakan tren-trend terbaru dari fashion dan make up terbaik untuk pernikahan.
Salah satu pemilik wedding Organizer di daerah Gresik kota, Sofi (49) yang sudah melakoni profesi sebagai perias selama 30 tahun ini mengungkap Fashion gaun pengantin yang sedang menjadi trend dan banyak diminati oleh masyarakat sekarang adalah jenis gaun Barbie, yang merupakan modifikasi dari gaun lawas. Yakni gaun dengan bagian bawah seperti balon. Model-model gaun itu sendiri dikombinasikan dengan fashion hijab terbaru, yang sering mereka sebut gaun muslim modifikasi. “Kalau di Gresik itu lebih banyak yang minta pakek hijab, ya meskipun sebagian juga ada yang minta model rambut”, ungkapnya.
Berbeda dengan busana gaun, untuk trend make up sendiri di tahun ini lebih ke penggunaan make up soft yang terlihat lebih natural dan kalem. Jenis make up yang kuat jarang digunakan untuk saat ini, kecuali pengantin yang meminta riasan tradisional yang meke up nya terkesan lebih kuat.
Menurut penuturan Sofi yang tergabung dalam perkumpulan perias Harpi Melati Gresik ini mengaku bahwa trend riasan pengantin terbaru akan rilis pada bulan desember. Dengan perkembangan yang lebih ke model hijabnya. Sayangnya untuk nama fashion tersendiri belum ada. “Modelnya itu pake kerudung dengan penggunaan ciput mika kerudung yang kedepan, tidak rata dengan kepala seperti sekarang. Tapi penggunaan aksesoris dan mahkota masih ada”, jelasnya.
Tidak jauh berbeda dengan Sofi, fashion wedding di daerah pedesaan menurut Hj. Hayati (46), owner dari Hayati wedding collection yang ada di desa Siwalan kecamatan Panceng Gresik yang ditemui pada Rabu (14/09/2016) mengungkapkan bahwa tata rias juga tergantung pada kepiawaian seorang perias, seperti halnya masakan yang berbeda meskipun menggunakan racikan bumbu yang sama, “biasanya ya meskipun kita menggunakan bahan kosmetik yang sama, tapi hasilnya tetap berbeda. Soalnya kelenturan tangan setiap orang itu berbeda”, tuturnya.
Orang yang sudah melakoni profesi sebagai perias selama 26 tahun, yakni mulai 90-an hingga sekarang ini mengaku telah mengikuti banyak perubahan trend baju dan riasan pengantin dari tahun ke tahun. Mulai dari trend kebaya dan gaun jadul, hingga tren baju pengantin gelombang, bunga, dan model gaun yang kembali muncul dengan tampilan dan modifikasi baru, yang saat ini banyak diminati dan menjadi trend lagi di dunia tata rias wedding. Model gaun ini dapat dikombinasikan dengan beberapa tambahan aksesoris, yang bisa digunakan tanpa kerudung maupun muslim modifikasi. Selain koleksi baju pengantin yang baru, Hayati juga menerima permintaan baju dan tata rias tradisional seperti dodot, basahan, pakem Jogja, Paes Ageng, dan juga Solo Putri. Untuk riasan wajah biasanya menyesuaikan dengan gaun yang dipilih yang bentuk muka dari pengantinnya.
Menurut Hayati, Pengantin daerah pedesaan seperti di Siwalan dan sekitarnya memang lebih sering menyewa gaun untuk pernikahan. Bahkan tidak ada yang membeli sendiri untuk gaun pengantinnya. Berbeda dengan perkotaan yang biasanya membeli gaun sendiri dan meminta riasan berbeda seperti yang diinginkan. Untuk di daerahnya, para calon pengantin mempercayakan riasan wajahnya pada perias. Dari situlah maka seorang perias juga harus lebih pintar melihat dan memilihkan riasan yang sesuai dengan karakter wajah pengantin. Seperti yang dikatakan Hayati, “kalau merias, kunci utama make up perempuan itu ada di alis, bagian mata dan bibirnya. Karena bagian-bagian itu yang lebih sering diperhatikan dan membuat wanita terlihat lebih cantik”.
Hayati wedding collection melayani pernikahan dari berbagai kalangan. Karena tersedia dalam beberapa bentuk paket, dengan harga yang berbeda.
Paket minimalis, harga berkisar dari 7 juta Rupiah hingga 15 juta Rupiah. Dalam paket tersebut sudah tersedia gaun pengantin dua pasang, terima tamu 4 orang, pengapit pengantin 2 orang beserta riasannya termasuk aksesoris seperti bunga, MC, fotografer serta album foto, dan kuwedi yang tersedia mulai ukran 6 meter sampi 14 meter. Untuk jenis paket ini tersedia 3 macam kuwedi, yakni ukir putih, ukir kuning, dan ukir kayu coklat. Perbedaan harga dari paket minimalis ini ditentukan dari besarnya ukuran kuwedi, dan banyak gaun yang dipesan baik untuk pengantin, terima tamu, atau kembar mayang tambahan.
Paket Semi Gebyok, tersedia dengan harga 6 juta Rupiah. Untuk isi paket ini sama dengan minimalis, perbedaanya terdapat pada kuwedi yang terbuat dari kayu jati ukiran coklat dengan ukuran kecil.
Paket Gebyok, yang tersedia dengan harga 8 juta rupiah. Dengan isi paket yang sama dengan Semi Gebyok, hanya saja berbeda pada ukuran kuwedi yang lebih besar, tinggi, dan hiasan yang lebih mewah.
Pemilihan paket wedding ini berbeda dari masing-masing orang, yang disesuaikan dengan seleranya. Namun paket yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah paket Minimalis, karena dalam paket tersebut calon pengantin dapat memilih dan menyesuaikan dengan harga yang diinginkan. Hingga saat ini, Hayati wedding collection memiliki koleksi tujuh kuwedi dan puluhan pasang gaun pengantin.
Disaat musim pernikahan seperti sekarang, Hayati menerima banyak orderan. Bahkan paling banyak dalam satu musim biasanya melayani hingga 24 pesta pernikahan. Hayati mengaku bertahan selama 26 tahun bukan hal yang mudah, apalagi semakin kesini penyedia riasan manten makin banyak. Oleh karena itu dia selalu berusaha menyediakan peralatan dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk pelanggannya. “Bagus tidaknya riasan memang tergantung dari kelenturan tangan perias, tapi kita juga harua tetap memperhatikan bahan dan peralatan make up yang kita gunakan. Jangan suka asal asalan memilih make up. Karena istilahnya kita sudah dibeli oleh pelanggan, maka kita juga harus memberikan pelayanan dan keramahan terbaik buat mereka”, ungkapnya. Riasan yang indah dan pelayanan yang baik membuat Hayati tidak hanya dikenal di daerah deaa saja, dia juga pernah menerima order di daerah kota Gresik, Lamongan, hingga Surabaya. (linda/mg2/tik)