Pernyataan Sekda ini bukan tanpa alasan, karena alokasi pupuk bersubsidi tahun 2010 di Kabupaten Gresik terjadi peningkatan sebesar 8.197 dari tahun sebelumnya. Alokasi pupuk di Kabupaten Gresik pada tahun 2009 hanya 51.402 ton. Jumlah ini meningkat pada alokasi tahun 2010 yaitu 59.599 ton.
Saat terjadi kelangkaan pupuk pada tahun 2008 lalu saja, produksi padi Gresik mencapai 286.000 ton. Pada tahun 2009 saat kelangkaan pupuk telah teratasi dengan alokasi pupuk sebesar 51.402 ton, produksi padi di Gresik meningkat menjadi 346.000 ton. Sedangkan pada 2010 saat alokasi pupuk bersubsidi sebesar 59.599 ton, serta ditambah subsidi pupuk dari APBD II tahun 2010 sebesar Rp. 10 milyar, maka Pemkab mentargetkan jumlah Produksi semakin meningkat menjadi 400 ribu ton.
Untuk subsidi pupuk dari APBD II tahun 2010 sebesar Rp. 10 milyar diarahkan pada subsidi pembelian pupuk organic. Setiap ha akan mendapat pupur organic sebanyak 30 kg/tahun. Maksud penggunaan pupuk organic menurut sekda untuk mengembalikan kesuburan tanah.”saat ini tingkat kesuburan tanah di Kabupaten Gresik hanya kurang dari 1% yaitu hanya 0,9%. Mestinya kesuburan normal tanah pertanian mencapai 4%. Dengan digunakannya pupuk organic, maka akan terjadi peningkatan produksi antara 2-3 ton per ha/ tahun. Serta dalam waktu 5 tahun, kesuburan tanah akan semakin meningkat dan normal” ujarnya.
Beberapa upaya lain yang telah dilakukan untuk peningkatan produksi padi musim tanam 2010 ini, yaitu penataan irigasi, pengerukan waduk dan embung. Pada tahun 2009, ada 100 waduk yang telah dikeruk dengan rata-rata luas areal Waduk antara 2,5 ha s/d 7 ha. Bahkan 2 waduk lain yang juga telah dikeruk luasnya mencapai 11 ha, yaitu waduk di Desa Kemangi, Kec. Bungah. Dengan berbagai upaya itu Sekda berharap agar kedepan Gresik menjadi lumbung pangan. Dari perhitungan kebutuhan pangan masyarakt Gresik hanya 270 ribu ton/tahun. Berarti kita surplus pangan” ujarnya bangga.(sadiman)