kabargresik.com – Dengan di mulainya musim pancaroba atau pergantian musim dari kemarau ke musim hujan, nelayan di wilayah Pantura Gresik mulai resah pasalnya beberapa bulan kedepan akan menghadapi musim panceklik ikan karena musim hujan dan angin barat.
Persiapan untuk menghadapi musim panceklik ikan ini, para nelayan menghabiskan waktunya untuk memperbaiki alat penangkapan ikan seperti jaring dan pancing. Hal ini biasanya berlangsung sampai cuaca kembali stabil.
Aktifitas di PPI (Pusat Pelelangan Ikan) Campurejo, Panceng pun terlihat sepi dan tidak seperti biasanya. Hampir setengah nelayan disini mulai tidak melaut karena cuaca yang buruk dan tidak dapat di prediksi, “nelayan harus bisa memprediksi datangnya cuaca dan mengedepankan keselamatan” kata Mohammad Thoif yang juga nelayan setempat. Senin 26 september 2016.
Total 150 nelayan yang ada desa Campurejo Panceng di prediksi akan menjadi pengangguran sementara untuk beberapa bulan kedepan. Dua minggu ini Tinggi ombak di pantai utara Gresik mencapai 2 meter dan akan berrambah bahkan sampai 4 meter, hal ini sangat membahayakan apalagi rata-rata nelayan di Campurejo belum menggunakan keselamatan yang mumpuni.
Mirisnya lagi hasil tangkapan ikan tidak sesuai dengan harga jual yang murah oleh tengkulak, dan juga pengeluaran bahan bakar yang semakin tinggi. “Entah apa yang menjadi patokan oleh tengkulak dalam harga jual ikan ini, terkadang di beli dengan harga jual mahal terkadang sangat murah” ujar Fathoni(37).
Pihak pemerintah di harapkan bisa membantu nelayan dengan memberi bantuan sembako atau bahan makanan lainya ketika panceklik ikan. Atau setidaknya pemerintah bisa memfasilitasi nelayan dengan memberikan bantuan alat keselamatan yang memada agar dengan cuaca buruk pun nelayan masih bisa melaut.
Kesejahteraan nelayan seharusnya bisa di prioritaskan oleh pemerintah, pasalnya bisa di prediksi empat bulan kedepan nelayan akan mengalami musim panceklik ikan karena tidak berani melaut, sampai ombak kembali stabil. (Akmal/mg1/tik)