kabargresik.com – Langkah kepolisian Republik Indoneisia terkait pendataan ulama yang berpengaruh, tak ubahnya seperti rezim orde baru, sehingga menjadi perhatian publik. Majelis Ulama’ Indonesia Gresik pun mengakui mandapat banyak aduan dari ulama’ maupun masyarakat terkait hal tersebut.
Ketua MUI Gresik, KH. Mansyur Shodiq pun tak menampik bahwa wacana tersebut memancing kegelisahan ulama’ di kota pudak. “Banyak aduan dari masyarakat terkait kebenaran pendataan tersebut” kata pria berkacamata itu di sela-sela pertemuan dengan Kapolres Gresik. Selasa siang (7/2/2017).
Baca Juga : Kapolres Klarifikasi Terkait Pendataan Ulama | kabargresik.com
Tak hanya terkait pendataan ulama’ yang berpengaruh, sertifikasi khotib yang layak menjadi khutbah Jumat pun menimbulkan kegelisahan. “Sertifikasi khotib Jumat pun menjadi kegelisahan di antara masyarakat” katanya.
Hal ini mengingatkan langkah rezim orde baru. Kala itu, langkah seperti ini kerap dilakukan untuk memutus mata rantai pihak-pihak yang di duga berpotensi menjadi pemberontak atau yang berseberangan dengan pemerintah.
Sejalan dengan ketua MUI Gresik, Pimpinan daerah Muhammadiyah Gresik, Taufiqullah pun menanyakan terkait adanya pendataan yang di lakukan kepolisian kepada ulama. “Saya juga mendapatkan banyak aduan tentang pendataan ulama” tandasnya. (akmal/k1)