Kabargresik_ Majelis hakim yang menyidangka perkara mucikari anak dengan Terdakwa Wahyu Putri Sukny (20) warga Jl.RA Kartini 134 Kelurahan Sidomoro Kecamatan Kebomas, menvonis hukuman 4 tahun penjara dan denda 200 juta subsidair 3 bulan kurungan.
Terdakwa mendapatan diskon 6 tahun dari Majelis hakim yang di pimpin Heriyanti. Pasalnya, minggu lalu JPU Dino Kriesmiardi menuntut terdakwa dengan hukuman penjata selama 10 tahun.
Meskipun mendapat keringanan hukuman, terdakwa tak kuasa menahan tangisnya. Bahkan ibu terdakwa yang tiap sidang mendampingi putrinya juga menangis. Suasana haru terlihat diruang sidang tatkala palu hakim di ketok saat selesai membacakan putusan.
“Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
telah menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual terhadap anak kepada saksi korban sebut bunga yang masih berusia 17 tahun. Menghukum terdakwa dengan hukuman penjara selama 4 tahun dan denda 200 juta subsidair 3 bulan penjara,” tegas Heriyanti saat membacakan putusan.
Tidak hanya itu, dalam amar putusannya terdakwa terbukti dengan pasal komulatif yakni melanggar pasal 88 UU RI No.35 tahun 2015 tentang perubahan atas UU RI No.24 tahun 2002 tentang perlindungan anaj dan pasal 2 UU RI No. 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang.
Atas vonis ringan tersebut, Humas PN Gresik I Putu Gede Astawa mengatakan bahwa tuntutan dari jaksa terlalu berat. Pasalnya, dalam perkara ini faktanya terdakwa tidak melakukan eksploitasi atau pemaksaan pada anak untuk di jual pada pria hidung belang.
“Dalam mengambil putusan Majelis hakim memiliki kewenangan, pertimbangan atas perkara yang ditangani. Dalam perkara ini, Majelis hakim mempertibangkan hal-hal yang dapat meringankan. Yakni, terdakwa masih muda, terdakwa mengakui kesalahnya, berjanji tidak akan mengulangi dan terdakwa bersikap sopan dalam persidangan,” jelasnya.
Sementara itu, Anggota Majelis Hakim yang menyidangkan perkara ini, Arias Dedi menambahkan bahwa terdakwa dalam perkara ini hanya mencari pria hidung belang. Pasalnya, korban yang berperan aktif dengan cara menawarkan diri untuk di carikan pria hidung belang. “Tarif sekali kencan, korban yang menentukan. Sedangkan peran terdakwa hanya mencarikan mangsa. Akan tetapi tarif dari korban di naikkan oleh terdakwa, ” tegasnya.
Atas putusan ini, JPU yang di wakili Roy Ardiyan Nurcahya masih pikir-pikir mau banding atau menerima. (Rohim/K1)