BANDUNGMU.COM, Yogyakarta – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar kegiatan Inklusi Membatik dan Pangan Halalan Thayyiban bersama kelompok dampingan pada Minggu (13/10/2024) di Area Joglo Andini Bawono Lestari, Sleman, Yogyakarta.
Acara ini mencakup kegiatan membatik, presentasi mengenai konsep pangan halal dan thayyib, serta distribusi makanan bergizi. Kelompok dampingan yang terlibat meliputi Kelompok Asongan, Bank Difabel, Gading, Gerkatin, Jatam Minggir, Jalamu, Kokap, Mardiko, dan Ngoro-oro.
Hilman Lathief, Bendahara Pimpinan Pusat Muhammadiyah, turut hadir dan memberikan sambutan. Ia menyatakan apresiasinya atas kegiatan yang melibatkan kelompok inklusi ini.
“Pimpinan Pusat Muhammadiyah sangat mendukung kegiatan pemberdayaan seperti ini. Kegiatan ini sejalan dengan program ketahanan pangan yang sedang diupayakan Muhammadiyah. Kami berharap dapat mengembangkan program ini lebih luas melalui amal usaha Muhammadiyah,” ujarnya.
Ketua MPM PP Muhammadiyah M Nurul Yamin menjelaskan bahwa kegiatan Inklusi Membatik dan Pangan Halalan Thayyiban kali ini bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional.
“Forum ini kami selenggarakan setiap tiga bulan untuk mempererat silaturahmi dan memantau perkembangan kelompok dampingan. Kegiatan membatik ini juga masih dalam semangat Hari Batik Nasional, mengingat batik adalah budaya asli kita dengan nilai ekonomi tinggi,” ungkap Yamin.
Yamin menambahkan bahwa program pangan halalan thayyiban bertujuan untuk mendorong kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak hanya halal, tetapi juga menyehatkan.
“Hari ini kami membagikan protein dari daging Rendangmu, Telurmoe, dan sayuran. Ini adalah upaya kami dalam mendukung ketahanan pangan. Penting untuk mengedukasi masyarakat agar pangan yang halal, sehat, dan thayyib menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari,” jelasnya.
Mengenai kelanjutan dari kegiatan membatik, Yamin mengungkapkan rencana pelatihan lebih lanjut. “Banyak produk seperti taplak meja, pakaian, dan sapu tangan yang bisa dibuat dengan batik, ini merupakan peluang besar. Harapannya, kelompok dampingan bisa menghasilkan produk batik yang bervariasi, baik untuk keperluan formal maupun sehari-hari,” tutup Yamin.
Setelah acara selesai, Yamin menyerahkan Telurmoe kepada kelompok dampingan, disusul penyerahan Rendangmu dari Lazismu Jateng dan bantuan toilet inklusi kepada Jatam Difabel Bejen dari Danone Indonesia.
Sebagai mitra MPM, Lazismu Jateng melalui perwakilannya, Dwi Swasana, menjelaskan proses produksi Rendangmu serta mengajak partisipasi hadirin dalam upaya ketahanan pangan nasional.
“Kami sangat bersyukur bisa ikut serta dalam kegiatan ini. Lazismu sebagai mitra MPM selalu terlibat dalam pemberdayaan masyarakat. Rendangmu dibuat khusus untuk membantu korban bencana dan kemanusiaan. Dari 250 ekor sapi kurban, dihasilkan 1.000 kaleng rendang yang tahan hingga dua tahun. Kami mengajak semua untuk berperan dalam memperkuat ketahanan pangan di negeri ini,” katanya.
Karyanto Wibowo, Direktur Danone Indonesia, juga menyampaikan komitmen perusahaan dalam memberikan manfaat melalui produk yang halal dan thayyib.
“Ini adalah kali kedua saya hadir dalam kegiatan inklusi ini. Kami berkomitmen untuk memberikan manfaat kepada masyarakat dengan menyediakan produk halal dan thayyib. Terima kasih kepada Muhammadiyah atas kerja sama ini, dan semoga bisa terus ditingkatkan di masa mendatang,” ujarnya.
Kegiatan ini berjalan lancar, diisi dengan praktik membatik yang dibimbing oleh Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) serta hiburan berupa pantomim dan musik dari kelompok dampingan MPM. Pada akhir acara, peserta mendapatkan bingkisan berupa makanan bergizi seperti telur, rendang, dan sayuran.***