Kabargresik_ Pembangunan mega proyek Java Integrited Industrial and Port Estate (JIIPE) belum rampung, namun warga Manyar sudah mulai merasakan kerugian atas proyek tersebut. Kerugian itu diantaranya hilangnya 5 kali sebagai jalan air masuk ke tambak akibat pengurukan lahan.
Kelima sungai yang makin menyempit alirannya itu adalah Sungai Bengawan Mati, Sungai Bugel, Sungai Berang Bugel, Sungai Berang Ilet-ilet, dan Sungai Pancur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kali (sungai, Red) yang sebelumnya memiliki lebar 16 meter, kini menjadi 4 meter,” ujar Abdurrahman Ubaid, pemilik dua hektare lahan tambak yang belum dibebaskan pengelola JIIPE, di pendopo kecamatan Manyar usai aksi unjuk rasa Selasa (24/11/2015).
Ubaid mengungkapkan, jika sungai yang terdampak JIIPE semua akan dihilangkan. “Kalau melihat gambar yang teman-teman terima dari AKR (Aneka Kimia Raya), semua kali itu memang akan dihilangkan,” ungkapnya.
Sekadar informasi, JIIPE dikelola oleh PT Berkah Kawasan Manyar Sejaheta (BKMS), perusahaan joint venture PT Pelindo III (Persero) dengan PT AKR Corporindo.
“Mestinya ada tukar guling atau ruilslag jika kali itu dihilangkan. Dan ini sama sekali belum dilakukan, kami petani tambak sangat dirugikan.”
Dia mengungkapkan, izin pengurukan kali pun tidak benar. “Kali itu kan menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum di Bagian Pengairan, tapi ini izinnya dari Dinas Kelautan dan Perikanan. Karena itu pihak Jakarta (AKR, Red) meminta pengurukan kali itu dihentikan dulu dan diurus izinnya yang benar.” tegasnya.
Warga Manyar akhirnya memyampaikan kekesalannya ke Kantor Kecamatan Manyar dwngan harapan bisa bertemu dengan pihak management JIIPE, Dalam dalam pwrtemuan itu dihadiri perwakilan dari PT BKMS.
Ibnur Alef, legal PT BKMS yang ikut hadir dalam acara itu tidak berbicara banyak terkait tuntutan warga, termasuk pengurukan sungai. “Apa yang menjadi uneg-uneg warga, nanti kita sampaikan ke pimpinan kami,” ujarnya singkat.
Warga dalam pertemuan itu meminta untuk normalisasi kali dan jatah tenaga kerja lokal. (Tik/K1)