Perangkat Desa Tanjangawan di Gresik, Ahmad Mahdi, telah berhasil meraih kesuksesan dalam budidaya buah melon dengan menggunakan konsep greenhouse. Meskipun sudah memiliki pekerjaan sebagai Kaur TU dan Umum di Balai Desa Tanjangawan, Ahmad tetap melanjutkan hobinya dalam bidang pertanian. Dalam sekali panen, ia mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp16 juta.
Keberhasilan Ahmad dalam budidaya melon jenis golden di lahan seluas 250 meter persegi ini dapat dicapai berkat tekad dan manajemen waktu yang kuat. Sebagai seorang perangkat desa, ia melakukan penyiraman sebelum berangkat dan setelah pulang bekerja.
Ahmad membagikan pengalamannya, bahwa sebelumnya ia dan istrinya, Ratna Ika Ningtyas, telah menggeluti pertanian, terutama tanaman padi dan tomat. Namun, karena hasilnya kurang memuaskan akibat serangan hama di sawah, Ahmad memutuskan untuk mempelajari budidaya melon dengan konsep greenhouse.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya belajar dari beberapa pembudidaya melon yang sukses. Setelah memperoleh pengetahuan tersebut, saya akhirnya mencobanya sendiri,” ungkap Ahmad saat ditemui di greenhouse miliknya pada Kamis (8/6/2023).
Sebagai langkah awal, pria berusia 33 tahun ini menanam 700 bibit melon di lahan seluas 250 meter persegi. Untuk modal produksi seperti bibit, media tanam, dan nutrisi, ia mengeluarkan dana sekitar Rp4 juta.
“Dibutuhkan sekitar 70 hari untuk dapat melakukan panen. Bahkan sebelum panen, sudah banyak orang yang memesannya,” kata Ahmad.
Alumni Madrasah Aliyah (MA) Kanjeng Sepuh Sidayu ini menjelaskan bahwa dari 700 bibit melon yang ditanam, ia berhasil menghasilkan sekitar 1 ton buah melon.
“Alhamdulillah, saya dapat panen sekitar 1 ton. Saya menjualnya dengan harga Rp16 ribu per kilogram, sehingga menghasilkan pendapatan sebesar Rp16 juta,” ujarnya.
Menurut Ahmad, budidaya melon dengan konsep greenhouse memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan cara konvensional. Salah satu kelebihannya adalah terhindar dari serangan hama tikus atau hewan lainnya karena seluruh sisi lahan ditutupi dengan plastik.
“Meskipun pembuatan greenhouse membutuhkan modal sekitar Rp25 juta, namun hasil yang diraih sebanding dengan investasinya,” ucapnya, selaku Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Ujungpangkah.
“Kami juga senang melihat banyak warga dan anak sekolah yang datang untuk sekadar melihat-lihat atau berfoto dengan melon di dalam greenhouse,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjangawan, Anang Ma’ruf, mengungkapkan kegembiraannya atas inovasi yang dilakukan oleh perangkat desa dalam mengembangkan dan meningkatkan perekonomian di bidang pertanian.
“Keberhasilan yang dicapai oleh Ahmad Mahdi patut dijadikan contoh bagi warga lainnya. Semoga ini dapat membantu petani dalam meningkatkan pendapatan mereka,” ujar Anang.
Dia menambahkan bahwa budidaya melon dengan konsep greenhouse ini merupakan hal baru di wilayah tersebut. Oleh karena itu, tak mengherankan jika banyak orang yang penasaran untuk melihat dan berfoto di sana, baik warga setempat maupun dari luar desa dan kecamatan lainnya.
“Saya terkejut karena tidak hanya warga setempat yang datang, tetapi juga orang-orang dari luar desa dan kecamatan lainnya,” tambahnya.(tik)