Luasnya lahan pertanian di Desa Menunggal, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, menjadi perhatian serius Pemerintah Desa (Pemdes) Menunggal dalam mengantisipasi ancaman hama tikus yang dapat menyebabkan gagal panen.
Pemdes Menunggal melakukan upaya strategis dengan membangun 25 rumah burung hantu (rubuha) di tengah lahan pertanian warga. Rubuha-rubuha tersebut didirikan secara merata di lahan seluas 320 hektare.
“Rubuha yang kami bangun di area pertanian cukup sederhana. Kami mendirikan tiang setinggi lima meter yang dicor dan bagian atasnya dilengkapi dengan rumah-rumahan yang diberi atap,” ungkap Kepala Desa Menunggal, Setya Dwi Iryanto, pada Rabu (26/07).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setya Dwi Iryanto menjelaskan bahwa seringkali lahan pertanian di desa ini mengalami gagal panen karena serangan tikus yang melimpah. Dengan rasa peduli terhadap para petani, ia mengusulkan program rubuha dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) tahun 2022 dengan anggaran sebesar Rp 62,5 juta.
“Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada bulan November 2022 lalu. Total ada 25 titik rubuha yang telah dibangun, di mana 10 titik berada di wilayah selatan dan 15 titik berada di wilayah utara,” tambahnya.
Burung hantu dikenal sebagai salah satu musuh alami tikus. Oleh karena itu, kehadiran rubuha membawa manfaat besar bagi para petani karena serangan tikus terhadap tanaman padi dan hasil perkebunan lainnya menjadi berkurang secara signifikan.
“Alhamdulillah, sekarang hama tikus dapat diminimalisir. Pada malam hari, aktivitas burung hantu terlihat, dan kadang-kadang tikus yang tertangkap dibawa ke rubuha. Dulu seringkali terjadi gagal panen, namun sekarang tidak lagi,” ungkap Kades Menunggal dengan bahagia.
Saat ini, para petani di Desa Menunggal dapat tidur nyenyak. Bahkan, beberapa dari mereka sudah menyelesaikan panen, sementara yang lain sedang menanam. Aktivitas persiapan mengolah lahan untuk penanaman kembali juga berjalan lancar. (Tik)