Asal Bahasa
Setidaknya ditemukan tiga kata yang menjadi asal penyebutan kata “barokah”, yaitu : (1) kalimat “baroka al’ba’iir” atau “mabruk” yaitu posisi seekor unta yang duduk karena merasa nyaman dengan tempat yang diduduki itu, (2) kata “birkah” yang merupakan sebutan semacam danau atau tempat menampung air, dan (3) istilah “al-buroka’” untuk menyebut orang-orang yang teguh dan bersungguh-sungguh dalam sebuah peperangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kata pertama, merujuk pada posisi seekor unta yang menempatkan diri di sebuah tempat yang menurut instingnya memang cocok untuk menjadi tempatnya beristirahat karena merasa nyaman dan menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan disitu.
Kata kedua, merujuk pada sebuah tempat penampungan air dimana banyak orang yang datang dan mengambil air darinya, dan air itu terus menerus ada, dan tidak kunjung habis.
Kata ketiga, merujuk pada keteguhan dan kesungguhan, atau lebih tepatnya kesabaran sekelompok prajurit yang berjuang dalam peperangan. Sedangkan prajurit lainnya mungkin telah mundur atau gugur.
Ketiga hal ini menunjukkan karakter barokah atau menjadi jalan, proses atau ciri dari adanya keberkahan itu. Dimana kesabaran, kesungguhan, dan keteguhan menjadi jalan mencapai keberkahan dari Allah, dan kebermanfaatan serta kebaikan dari-Nya turun dan tidak kunjung habis bagi orang yang mendapatkan manfaatnya.
Barokah juga sering diartikan sebagai tumbuh dan berkembang. Karena segala sesuatu yang memberi manfaat bagi orang lain pasti selalu tumbuh dan berkembang, dan tidak usang atau sirna ditelan waktu.
Ciri-ciri Keberkahan
Keberkahan bisa dirasakan dan dinikmati dalam kehidupan. Begitu juga ketika merasa bahwa keberkahan itu berkurang atau hilang. Beberapa orang menggambarkan keberkahan sebagai ketenangan, kebahagiaan, ada pula yang menyebut sebagai kebermanfaatan. Sebagian berusaha memberi definisi lebih simpel lagi, dengan menyebut keberkahan adalah “sedikit tapi bermanfaat”.
Keberkahan waktu adalah ketika semua aktifitas yang dilakukan bernilai kebaikan untuk dirinya atau orang lain. Baik itu aktifitas sekolah, kuliah, bekerja, berorganisasi, atau pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Selama itu halal dan baik, itu akan membuahkan barokah.
Sebagian orang memiliki kesibukan yang cukup banyak, tetapi mereka bahagia dalam menjalani dan tidak merasa terlalu lelah. Selain itu kesibukannya memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain.
Keberkahan ilmu adalah ketika ilmu yang didapatkannya bernilai kebaikan dan memberikan manfaat bagi orang lain. Baik itu ilmu agama atau ilmu umum, jika diberkahi akan memberikan kebahagiaan dan manfaat bagi yang mempelajari dan mengamalkannya. Walaupun itu sedikit, atau prosesnya tidak lama, akan tetapi keberkahan yang ada membuatnya seolah tidak kunjung habis.
Keberkahan dalam rezeki juga demikian. Kekayaan harta memang tidak selalu berkaitan dengan kebahagiaan. Tetapi harta, sedikit atau banyaknya jika diberkahi akan memberikan manfaat bagi pemiliknya atau orang lain. Sebagian orang diberikan kekayaan harta tetapi didapat dari jalan yang tidak halal. Sehingga hidupnya merasa tidak tenang, sampai kesehatan fisiknya juga tersita. Urusan-urusan lainnya juga berantakan, padahal dirinya memiliki kekayaan harta. (Muhammad Utama Al Faruqi)
Sumber berita ini dari girimu.com