Kabargresik_ Sekolah Inklusi di Gresik rupanya telah dipersiapkan jauh sebelum deklarasi Gresik sebagai Kabupaten Inklusif yang pada 9 September 2013 kemarin telah di deklarasikan.
Hal tersebut diketahui dari Studi Banding Pendidikan Mahasiswa IAIN Fakultas Da’wah dan Ilmu Komunikasi bersama UPT Recourches Center siang tadi, (25/9/2013).
Noviana Aini, Koordinator sekaligus Fasilitator Studi Banding Mahasiwa IAIN bersama UPT-RC menyatakan ingin mengetahui lebih jauh bagaimana Pendidikan Inklusif di Gresik dikembangkan “Kunjungan kami adalah ingin belajar dari Pemerintah Gresik terkait dengan Pendidikan Inklusif juga Pendidikan bagi Anak Berkebutahan Khusus” papar dosen muda asli Gresik ini.
Hal tersebut kemudian dijabarkan secara gamblang oleh Inik Hikmatin, M.Si selaku Kepala UPT Recources Center kepada 30 Mahasiswa IAIN Sunan Ampel jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,
“Terdapat Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan yang normal dapat berkesempatan untuk belajar bersama dalam Pendidikan”. Menurut Inik kesetaraan pendidikan ini tujuannya adalah dapat bersosialisasinya ABK dengan anak-anak yang normal.
Dalam praktiknya, bakal siswa Sekolah Inklusif terdapat psikotes dan terapi yang kemudian berkahir dengan surat rekomendasi oleh Recoursch Center ke sekolah inklusi terkait.
Sementara itu Sekolah Inklusif berdasar Permendiknas 12 th. 2009 dan Perbup 12 th. 2012, Porja dan ada Grand Desain sebagai daya dukung pencanangan Kabupaten Gresik sebagai Kabupaten Inklusif sejumlah persayratan Guru SK GPK (Guru Pembimbing Khusus) yang kini berjumlah 41 guru yang bersertifikat.
Kini dalam pencanangan sejak tahun 2009 telah ada 37 Sekolah Inklusi yang terbagi dalam tiga gelombang pemberian surat resmi dari Pemerintah yakni terdapat ; 5 Sekolah pada 2009, 16 Sekolah pada 2011, dan terkahir 16 pada 2013.
Noviana Aini, Koordinator Studi Banding menyatakan ingin mengetahui lebih jauh bagaimana pendidikan inklusif di Gresik berkembang “(Chidir)
Editor: sutikhon