Kabargresik_ Unjuk rasa berlangsung tegang, dan terjadi baku hantam antara petugas kepolisian dengan pendemo, saat Puluhan massa yang menamakan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat) Gresik melakukan unjukrasa di depan kantor DPRD Gresik.
Mereka menggelar aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintahan presiden Joko Widodo pada rabu siang (01/04).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Massa yang terdiri dari gabungan mahasiswa, buruh, LSM dan masyarakat umum ini berangkat terminal Bunder dan berorasi di jalan Wahidin Sudiro Husodo depan Pemkab Gresik kemudian menuju gedung DPRD Gresik.
Para pengunjuk rasa menilai presiden terlalu arogan membuat kebijakan, belum genap satu tahun menjabat beberapa kebijakannya dinilai tidak berpihak terhadap rakyat kecil, dari kartu kartu yang belum jelas kegunaannya sampai naik turunnya BBM yang tidak ada transparasi penyebabnya.
Ampera dalam aksinya menuntut pemerintah untukn Nasionalisasi aset, menghentikan hutang luar negeri, menstabilkan harga pokok, dan menaikan upah buruh, mereka berharap sebagai wakil rakyat, DPRD Gresik mau menyampaikan aspirasi rakyat Gresik ke pemerintah pusat. На квартире безбашенные русские студенты устроили оргию с дикими стонами и криками
“Kita minta anggota dewan sebagai wakil kita menyampaikan aspirasi rakyak Gresik kepada Jokowi, bahwa kebijakannya sudah menyengsarakan wong cilik” ujar Gatot Syahroni Korlap aksi.
Ketua DPRD Gresik, Abdul Hamid yang menemui pengunjuk rasa menyampaikan bahwa pihaknya tidak bisa berbuat apa apa terkait kebijak tersebut tapi akan mencoba menyampaikan aspirasi mereka ke pemerintah pusat bahkan dia sempat bersitegang dengan pendemo, ketika dia mengatakan bahwa UMK di Gresik merupakan salah satu yang tertinggi di Jawa Timur tapi hal itu langsung di bantah oleh pengunjuk rasa.
“UMK di Gresik hanya nominalnya yang tinggi tapi kenyataan di lapangan masih banyak perusahaan yang membayar para buruh di bawah UMK, apa fungsi dewan disini” kata Hakam perwakilan dari Kasbi di depan ketua DPRD Gresik. (Ghofar)
Editor: sutikhon