Kabar Gresik_ Maraknya makanan dan minuman yang mengandung formalin serta boraks disekitar kita , menjadi kekhawatiran masyarakat.
Namun bagi siswa SMA Hidayatus Salam di Desa Lowayu , kecamatan Dukun masalah itu menjadi inspirasi untuk mencari alat maupun zat yang gampang di temukan di masyarakat untuk dijadikan alat pendeteksi formalin maupun boraks.
Penelitian jatuh pada kulit buah naga, Pasalnya buah naga yang sudah banyak di konsumsi masyarakat kulitnya pasti di buang , dan hanya di manfaatkan adalah inti buah saja , berbekal dari kenyataan tersebut , 3 siswa SMA Hidayatus Salam melakukan penelitian kulit buah naga ( Hylocereus costaricansis ) bisa mendeteksi makanan dan minuman yang mengandung formalin dan atau boraks .
Fairus Fatin Bahariyah siswa yang baru klas XI bersama dua temannya melakukan percobaan pemanfaatan kulit buah naga untuk deteksi makanan dan minuman yang mengandung formalin dan atau boraks . Sampel yang di ambil adalah tahu , tahu yang telah disiapkan di rendam dalam ekstrak kulit buah naga yang telah dicampur dengan air mineral , tahu yang positif mengandung formalin akan memberikan warna merah yang lebih lama pada kertas tisu yang di letakkan di atas tahu tersebut di banding dengan tahu yang tanpa formalin , pada proses pendiaman selama 10 menit berikutnya tahu yang tidak mengandung formalin ini menjadi putih , sedangkan kertas tisu pada tahu yang mengandung formalin tetap merah muda .
Sample yang lain adalah pentol bakso , yang kebetulan mengandung boraks akan terlihat atau menghasilkan warna ungu pudar bila dicampurkan ekstrak kulit buah naga, sementara pentol bakso yang tidak mengandung boraks warnanya tetap merah muda .
Sementara teh yang banyak di jual minum di warung , yang tidak mengandung boraks ketika dicampurkan ekstrak kulit buah naga akan menjadi merah muda , sedangkan teh yang mengandung boraks menjadi coklat .
“ Kita ini prihatin dengan budaya makan masyarakat yang asal di makan saja tanpa mempertimbangkan dampak kesehatan , padahal cara deteksi ini murah meriah , dan bisa dilakukan semua orang ,bahannya pun adalah sesuatu yg sudah dianggap sampah , harapan kami agar masyarakat luas semakin sadar akan kesehatan di masa akan datang “, jelas Fatin yang di amini ke dua rekannya yaitu Anisatul Qusniyah dan Muawanatul ummah .
Kepala Sekolah SMA Hidayatus Salam Misbahul Abidin menyambut gembira atas temuan siswanya yang memberikan pencerahan akan kesehatan dimasyarakat akan makanan yang mengandung borak dan formalin.
“ kami bangga dan sangat mendukung temuan ini , dan memang formalin adalah bahan pengawet mayat namun sudah banyak di campurkan dalam makanan , sementara boraks adalah adalah senyawa desinfektan kuat yang dapat membasmi berbagai bakteri pembusuk , apabila ke dua zat ini masuk tubuh melalui makanan , maka tubuh manusia akan rentan berbagai penyakit “, jelasnya .
Kedepan pendeteksi formalin ini akan dibuat tisu basah yang gampang diaplikasikan bagi masyarakat umum (Tik) editor: sutikhon