Kabargresik_ Kemadi (pada berita awal ditulis Samadi) warga dusun karang asen desa Sirnoboyo korban terseret arus di jalan raya kelampok Benjeng akhirnya ditemukan dalam jeadaan tidak bernyawa oleh warga tidak jauh dari lokasi kejadian, Senin siang (16/12).
Kejadian bermula pada Minggu pagi (15/12) saat Kemadi berjalan diJl Klampok Benjeng tanpa pegangan tali yang disediakan warga. Kemadi tergelincir dan terseret arus hingga ke arah sawah. Beberapa warga yang berada di tempat kejadian mencoba menolong namun derasnya arus pertolongan tidak membuahkan hasil. Namun pencarian warga yang dilanjutkan pad Senin pagi, mayat Kemadi ditemukan dekat jembatan.
Sementara itu, Banjir akibat meluapnya Kali Lamong yang sebelumnya merendam 3 kecamatan dan Belasan Desa, Kini luapan DAS Kali Lamong meluas hingga merendam 6 kecamatan di Gresik(16/12/2013).
Luapan air dari sungai yang bermuara ke Selat Madura ini telah merendam 6 kecamatan antara lain Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Menganti, Kedamean dan Duduksampean.
Dari pantauan yang dihimpun oleh kabargresik.com, sementera ini terdapat 33 desa terendam air di 6 kecamatan tersebut. 2 Desa diantaranya mengalami banjir terparah dengan ketinggian rata-rata 2 sampai 3 meter.
Kendati demikian, sebagian warga sudah berhasil dievakuasi oleh Siaga SAR Marinir Surabaya, Namun sebagian menolak dievakuasi lantaran ingin menjaga harta benda.
Akibat semakin meningginya air, Desa Klampok dan Karangploso Kecamatan Benjeng terisolir. Aktifitas warga lumpuh total, warga hanya bisa pasrah dan berharap banjir segera suruh.
Sementera itu, Iker-iker geger Kecamatan Cerme juga telah dievakuasi oleh tim Yontaifib 1 Marinir Surabaya. Warga terpaksa dievakuasi karena air banjir semakin tinggi. Bahkan, desa tersebut dikepung banjir dengan ketinggian dua meter hingga tiga meter.
Menurut Letnan Dua, Arif Prashose, Kepala Regu Tim Marinir mengatakan, arus banjir sangat deras dan berbahaya,
“Warga harus dievakuasi agar tidak terjadi korban jiwa. saat ini, sudah sebagian berhasil dievakuasi, namun sebagian lagi masih bertahan” terangnya.
Kepala Dusun Iker-iker Kulon, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa jumlah warga iker-iker geger sekitar 750 jiwa ada yang masih bertahan,
“Mereka yang dievakuasi hanya sebagian sebagian lagi tidak mau karena khawatir harta benda hilang” Kata
Demi keamanan dan keselamatan, warga yang tetap bertahan nekad melintasi banjir menggunakan tali atau tampar yang diikat ditiang kabel menuju kampung mereka.
Sementara itu, sebagian warga iker-iker geger yang sudah dievakuasi diungsikan di kantor Kecamatan Cerme. Sebagian lagi membuat tenda darurat di pinggir jalan.
Yang memprihatinkan lagi, korban banjir belum mendapatkan bantuan yang cukup, warga hanya mendapatkan bantuan nasi bungkus namun, pembagiannya tidak merata. (Tik/Chidir).
Editor: Sutikhon