Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom menegaskan bakal menindak siapapun termasuk aktivis LSM maupun gerombolan orang yang mengaku-ngaku sebagai wartawan melakukan tindakan intimidasi, teror, dan pemerasan terhadap kepala desa dan perangkatnya di wilayah hukum Polres Gresik.
“Penegasan Kapolres Gresik itu disampaikan saat kegiatan audiensi dengan pengurus dan anggota Komunitas Wartawan Gresik (KWG), bertempat di Aula Humas Polres Gresik, Rabu (24/5/2023),” demikian dikutip dari sumber Humas Polres Gresik.
Pada kesempatan tersebut, Kapolres AKBP Adhitya didampingi Kasubaghumas Iptu Mustofa, menyatakan apresiasinya atas kunjungan para jurnalis yang tergabung di KWG ke kantornya.
“Pertemuan ini sangat bermanfaat, karena selain untuk bersilaturahmi dan bertukar pikiran, juga sekalian sebagai sarana untuk berhalal bihalal,” ucap kapolres di awal pertemuan.
Menyikapi maraknya tindakan intimidasi dan pemerasan terhadap para kepala desa oleh orang-orang yang mengaku aktivis LSM dan wartawan, AKBP Adhitya mengaku sangat terganggu.
Sebagai penanggungjawab keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), dia berjanji akan segera menurunkan anggotanya untuk menyelidikinya.
“Kondisi seperti ini ternyata tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Gresik, tetapi saya dengar di daerah-daerah lain juga terjadi. Anehnya lagi, kebanyakan oknum-oknum yang mengaku-ngaku sebagai LSM dan wartawan ini justru orang dari luar Gresik,” ungkap mantan Kapolres Blitar itu.
Menurut dia, pihaknya tidak akan menolerir sedikitpun tindakan yang telah mengganggu suasana kamtibmas di wilayah Gresik yang sudah kondusif ini. Anggotanya akan menindak secara tegas setiap bentuk intimidasi atau pemerasan terhadap para kades oleh orang-orang yang mengaku sebagai pegiat LSM dan wartawan gadungan.
Kepada para kepala desa, Kapolres Gresik berharap mereka tidak lagi merasa ketakutan jika mendapat ancaman atau pemerasan dari oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab tersebut. “Bila itu terjadi segera saja laporkan ke kami. Bisa melalui babinkamtibmas, Polsek, atau langsung ke Satreskrim Polres Gresik. Insyallah akan kami tindaklanjuti,” ujar AKBP Adhitya yang berencana naik haji tahun ini.
Sementara Ketua KWG Miftahul Arif menyambut baik ajakan Kapolres Gresik untuk membersihkan nama baik profesi jurnalis dari oknum-oknum yang mengaku-ngaku sebagai wartawan, khususnya di wilayah hukum Polres Gresik.
“Wartawan adalah profesi rutin dalam mencari, mengolah, dan menyampaikan berita ke publik sesuai kaidah-kaidah jurnalistik. Mereka sangat menghargai kode etik sebagai pagar pembatas dalam menjalankan tugas kesehariannya. Sehingga tidak mungkin mereka melakukan tindakan intimidasi, ancaman, bahkan pemerasan terhadap narasumbernya,” ucap jurnalis CNN Indonesia di Gresik.
Sebelum berpisah, Kapolres AKBP Adhitya menerima suvenir dari KWG berupa sebuah buku berjudul ‘Jurnalisme Otentik’ yang ditulis oleh Mokhammad Masduki, yang juga anggota KWG. Buku tersebut membahas seputar kondisi profesi wartawan yang kini sedang diacak-acak oleh mereka yang mengatasnamakan wartawan gadungan. Kapolres menyambut buku tersebut dengan senang hati dan mengapresiasi kontribusi KWG dalam membuka wawasan dan meningkatkan kesadaran tentang jurnalistik yang otentik.
Menutup pertemuan, Kapolres Gresik dan anggota KWG sepakat untuk terus menjalin kerja sama yang baik dalam melindungi integritas dan reputasi wartawan sejati. Mereka berkomitmen untuk bersama-sama mengatasi masalah oknum-oknum yang merugikan profesi wartawan dan mengganggu keamanan di wilayah Gresik. (Tik)