Kabargresik.com – Menjadi seorang pemimpin desa atau yang biasa disebut kepala desa memang bukan perkara mudah, mereka harus bisa menerima setiap kritik yang dilayangkan warganya.
Selain harus pintar berbicara didepan umum serta mengayomi masyarakat, Kades harus bisa menerima kritik dari warganya prinsip itulah yang selalu dipengang Muhammad Ashari, Kepala Desa Gedong Kedoan kecamatan Dukun.
Menurutnya, seorang kepala desa harus mempunyai prinsip, selain bertanggungjawab, seorang kepala desa harus bisa menjadi panutan warganya. Selain itu, harus siap menerima kritik dan aduan terkait perkembangan desa.
“Prinsip saya hanya harus pinter ngomong, iso ngemong dan gelem digawe omong-omong (Kades harus bisa berbicara, bisa mengayomi dan siap menerima kritik” katanya.
Ashari menyatakan, jika seseorang kepala desa tidak bisa menerima kritik yang dilayangkan oleh warganya sendiri maka yang terjadi adalah kecurigaan baik ke pemerintah desa maupun masyarakatnya. Kalau sudah terjadi kecurigaan maka keharmonisan antara warga dan pemerintahan desa tidak akan terjalin dengan baik.
“Saya itu malah senang jika dikritik, kalau dikritik warga artinya warga masih peduli dengan kadesnya untuk bisa berubah yang lebih baik” Jelasnya
Kades Gedongkedoan dua periode tersebut memiliki cara unik untuk menerima kritik dari masyarakatnya. Selain menerima kritik yang langsung, Ashari juga biasanya menerima keluhan dari masyarakatnya ketika ada forum-forum tertentu misalnya rapat dengan warga maupun ketika berkumpul dengan warga.
“kalau saya biasa mendapatkan kritik itu di mana saja bahkan dalam rapat (formal) ataupun saat kumpul dengan warga (non formal)” tambahnya.
Selain menekankan tiga prinsip tersebut, untuk menjadi kades yang baik, Sambung Ashari, ia harus bisa mengetahui peran masing-masing sehingga keharmonisan tetap terjaga di lingkungan masyarakat.
“selain tiga prinsip itu. Seorang kades harus bisa membagi peran, ketika saya dirumah ya harus menjadi ayah dan suami bagi anak dan istri saya, jika waktu jam kerja di balai desa ya menjadi kepala desa dan ketika saya rapat RT menjadi warga biasa” tutup pria yang juga ketua AKD kecamatan Dukun, Gresik itu. (Akmal/k2)