Masyarakat mempertanyakan kinerja Tim pengawas jalan Kabupaten dan Tim Unit Reaksi Cepat (URC) Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Gresik. Pasalnya, banyak jalan rusak namun tak segera diperbaiki, akibatnya kerusakan semakin parah.
Masalah ini bisa terlihat di Jl KH Syafii tepatnya pertigaan Tenger Manyar. Jalan ini sebenarnya sudah mulai rusak bulan Desember 2020. Saat itu tidak terlalu parah, hanya ada beberapa lubang kecil. Namun karena dibiarkan, kini jalan tersebut berlubang dan bergelombang hingga 100 meter.
Jalan ini sering memakan korban saat malam hari karena penerangan tidak ada dan lubang jalan tertutup air. Akibatnya banyak motor terjatuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dinas PUTR Gresik sebenarnya sudah dibekali dengan banyak sistem. Ada aplikasi APALAN (Aplikasi Pengaduan Pengguna Jalan) yang bisa diunduh di playstore, adalah layanan pengaduan jalan rusak milik Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Gresik. DinasbPUTR juga punya pasukan URC nakjn Faktanya, kepala Dinas PUTR, Gunawan Setiaji baru tahu kalau jalan Kh. Syafi’i rusak parah sudah berbulan-bulan lamanya.
Saat dihubungi wartawan, terkait masalah kerusakan jalan melalui seluler, Gunawan enggan menjawab pesan, ahirnya awak media mendatangi kantor Dinas PUTR harus menunggu berjam-jam untuk bertemu, Gunawan akhirnya buka suara.
Disinggung mengenai jalan rusak, dia mengeluhkan anggaran Dinas PUTR yang dikepras karena pandemi covid-19. Menurutnya anggaran itu untuk memperbaiki atau minimal menutup lubang di 512 kilometer jalan di Gresik masih kurang.
Sementara itu, pihaknya pesimistis penggunaan Corporate System Responsibility (CSR) untuk infrastruktur jalan.
Gunawan sendiri awalnya mengaku tidak tahu jika ada kerusakan di jalan KH. Syafi’i di Kecamatan Manyar. Dia membantah jika jajarannya belum bekerja memperbaiki jalan hingga berbulan-bulan lamanya.
“URC kerja tanpa libur, bahkan malam hari. Tidak mungkin sampai berbulan-bulan ada jalan rusak tidak dikerjakan, pasti sedang mengerjakan jalan yang paling urgen dulu,” ucapnya.
Saat awak media kembali menyinggung kondisi Jalan KH. Syafi’i, pihaknya masih belum mengetahui. Bahkan, menanyakan balik status jalan tersebut.
Tanpa panjang lebar, sebuah video pengguna jalan yang mendokumentasikan jalan KH. Syafi’i itu ditunjukkan awak media dihadapannya, Gunawan pun akhirnya tahu.
Tak lama, dia menelepon jajarannya untuk segera mengecek kondisi jalan yang sering disebut simpang tiga tenger itu. Akses jalan itu sangat vital bagi warga.
“Kalau ada pengaduan seperti ini ke saya langsung saya tindak lanjuti. Saya sudah telepon. Besok langsung dikerjakan,” kata dia.
Gunawan memilih menjawab diplomatis saat ditanya berapa jumlah laporan jumlah jalan rusak yang diterima. Dia hanya bisa menjawab bahwa keterbatasan anggaran akibat pandemi Covid-19 membuat perbaikan sedikit terganggu.
“Pasti perbaikan jalan dipilih mana yang penting dulu. Kemudian dikerjakan,” ucapnya.
Gunawan sendiri sempat bingung saat ditanya banjir yang merendam jalan Raya Sukomulyo, Kecamatan Manyar saat hujan deras. Pihaknya terkesan tak menguasai data di lapangan karena buruknya koordinasi internal.
Sementara Pemkab Gresik sendiri sudah membuka lebar-lebar akses kepada warga untuk melaporkan jalan rusak. Mulai dari media sosial, facebook, Instagram dan whatsapp. Warga juga bisa memberikan pengaduan jalan rusak melalui aplikasi
Kemudian, spanduk layanan pengaduan nomor whatsapp Unit Reaksi Cepat (URC) yang tersebar di Gresik dengan slogan ‘Tiada Hari Tanpa Menambal jalan’.
Namun, faktanya slogan itu hanya sebatas slogan. Sebab, saat ini banyak jalan Kabupaten rusak sejak berbulan-bulan tapi tim URC tak kunjung melakukan perbaikan meski sudah mendapat pengaduan oleh warga. (Tik)