Ini Cerita Suka Duka Pesantren Bumi Aswaja Asuh 5 Mualaf Kecil

- Editorial Team

Rabu, 6 September 2017 - 10:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Kabargresik.com – Diantara ratusan santri yang menimba ilmu di Pondok pesantren Bumi Aswaja desa Wonokerto, Dukun, terdapat lima santri muallaf dari negara Timor Leste. Mereka sangat antusias belajar agama islam sampai bisa melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan fasih.

Kelima santri tersebut merupakan korban dari pengungsian pasca pemberontokan tahun 1998 silam yang berakhir Timor-timur memisahkan diri dari NKRI yang sekarang menjadi negara Timor Leste.

Cerita mualaf yang nyantri di Ponpes Bumi Aswaja tersebut bermula sekitar tujuh tahun silam, pengasuh pondok pesantren Bumi Aswaja , KH Irsyadul Ibad menerima kelima santri tersebut dari salah satu koleganya. Tak berpikir panjang, ia lantas sanggup menjadi orang tua asuh mereka.

“Pada waktu itu semua masih kecil-kecil semua. Saya berniat ingin mensekolahlan hingga jenjang perguruan tinggi” Katanya kepada Kabargresik.com Selasa, (05/09)

“Bahkan waktu itu, mereka belum bisa apa-apa dan tidak mengenal agama islam. Sekarang mereka sudah pintar dan tahu tata krama. Bahkan mereka fasih melafalkan beberapa surat-surat Al-Qur’an” tambah pria yang juga wakil Sekertaris IKA PMII Jatim itu.

Kelima mualaf kecil tersebut terdiri dari empat laki-laki dan satu perempuan yang bernama, Yanto Mariano (Ahmad, 14), Jito (Kudus, 14), Funu (Malik,14), Sias Fernandes (Abdullah, 12), Lani (Jamilah, 10)

Kiai Nyentrik itu juga menambahkan, dalam perjalannya memang tidak mudah mengasuh kelima anak yang sebelumnya beragama Kristen itu. Apalagi, kelima anak tersebut sebelumnya berada di daerah Timor-timur yang sedang krisis.

Baca Juga :  Dewan Pers Digugat KWG

Ia berharap, ketika besar nanti dan sudah paham agama islam, kelima anak asuhnya tersebut bisa mengamalkan dan meneruskan perjuangan agama islam di daerah dimana ia tinggal nanti. “Semoga kelima santri nantinya bisa menjadi pendakwa di daerah asalnya” Tukasnya.

Sementara itu, Yanto Mariano yang biasa dipanggil Ahmad (14), salah satu santri asal Timor Leste itu mengaku senang dan bahagia bisa belajar ilmu agama di pondok pesantren. Ia pun berharap, suatu saat nanti bisa bertemu kembali dengan keluarganya di Timor leste.

“Orang tua saya masih Kristen, saya biasanya juga menelponya yang difasilitasi oleh pondok. Semoga bisa bertemu keluarga disana (Timor leste)” ujarnya. (Akmal/k1)

Follow WhatsApp Channel www.kabargresik.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Masjid Al-Falach Gresik Gelar Cukur Rambut Gratis Selama Ramadan
Lazisnu Sidomulyo Salurkan 225 Paket Sembako, Tebar Berkah Ramadan
GBI Rock Gresik Tebar 300 Takjil dan Nasi Bungkus, Wujudkan Toleransi di Bulan Ramadan
Gepal Gresik Bagi-Bagi Takjil dan Sahur, Wujud Solidaritas di Bulan Ramadan
Sambut Ramadhan 1446 H, Majelis Taklim KH Ahmad Zaini Rosyid Diresmikan
Petani Petisari Gresik Sukses Panen Raya dengan Sistem SLPHT, Diharapkan Meningkatkan Kemandirian Pertanian
Ribuan Warga Gresik Semarakkan Gerak Jalan Balongpanggang Gresik
Ngaji Rutin dan Haul Masyayikh Tebuireng: Gus Fahmi Tekankan Pentingnya Silaturahmi Alumni
Berita ini 22 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 9 Maret 2025 - 15:08 WIB

Masjid Al-Falach Gresik Gelar Cukur Rambut Gratis Selama Ramadan

Jumat, 7 Maret 2025 - 21:38 WIB

Lazisnu Sidomulyo Salurkan 225 Paket Sembako, Tebar Berkah Ramadan

Kamis, 6 Maret 2025 - 19:52 WIB

GBI Rock Gresik Tebar 300 Takjil dan Nasi Bungkus, Wujudkan Toleransi di Bulan Ramadan

Senin, 3 Maret 2025 - 13:27 WIB

Gepal Gresik Bagi-Bagi Takjil dan Sahur, Wujud Solidaritas di Bulan Ramadan

Jumat, 28 Februari 2025 - 00:27 WIB

Sambut Ramadhan 1446 H, Majelis Taklim KH Ahmad Zaini Rosyid Diresmikan

Berita Terbaru

Muhammadiyah Gresik

Siswa SD Almadany Antusias Ikuti “Tanaman”, Berbagi Takjil Antar Teman

Selasa, 11 Mar 2025 - 18:19 WIB