Kabargresik_ Diskriminasi keyakinan beragama terjadi di Pabrik PT Indospring Jl. mayjen Sungkono Gresik. Pihak managemen pabrik melarang karyawatinya untuk memakai Jilbab saat berada diareal pabrik. Walau yang memakai jilbab adalah karyawan bukan bagian produksi.
Informasi ini terungkap saat proses rekrutmen karyawan beberapa hari lalu.
Pada Rabo (19/11) pihak managemen PT Indospring melakukan tes wawancara terhadap 10 calon pegawai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari 10 calon pegawai tersebut ada 2 peserta test yang memakai jilbab. Dari wawancara tersebut kedua peserta test diberitahu kalau nanti saat bekerja di lokasi pabrik tidak boleh berjilbab.
Sontak keduanya kaget dengan kebijakan tersebut. Satu peserta langsung menyatakan mundur karena diyakini akan merusak keyakinan beragamanya, namun peserta yang satu lagi masih pikir-pikir.
Kabargresik.com mengkonfirmasi masalah tersebut di PT Insospring Dan benar adanya, melalui staf personalia yang ditunjuk perusahaan, Dias Titis mengaku pihaknya memang melarang karyawan untuk memakai jilbab didalam lokasi pabrik dengan alasan faktor keamanan dan keselamatan kerja.
“Pelarangan itu hanya persoalan keselamatan kerja, bukan yang lain” ujar Dias.
Saat ditanya apakah karyawan kantor juga beresiko kalau mereka memakai jilbab, Dias tidak bisa berkomentar banyak.
“Kami takut saja, kalau mereka ke bagian lain dan terjadi sesuatu,” jawabnya singkat.
Setandar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan bagi pekagai kantor di PT Indospring ini memang aneh. Mereka tidak diperbolehkan memakai jilbab, tapi perusahaan menyiapkan topi sebagai ganti jilbab.
Muncul tudingan bahwa perusahaan pembuat spare part otomotif ini memang mendiskriditkan keyakinan beragama karyawan.
Namun pihak perusahaan membantah tudingan tersebut dan mengaku kebijakan itu tidak dituangkan dalam perjanjian tertulis, namun hanya perjanjian secara lisan.
Dias mengaku kebijakan perusahaan tentang larangan berjilbab didalam pabrik tersebut sering menjadi kendala dalam rekrutmen pegawai.
“Kebijakan ini sering kita rasakan berat, karena kami sering menemukan calon karyawan yang punya kwalisifikasi bagus namun tidak siap untuk menanggalkan jilbabnya,” ujar Dias yang asli warga kebungson Gresik tersebut.
Terkait pelarangan tersebut sekretaris Pemuda Muhammadiyah kabupaten Gresik, Al Muslimun mengaku kaget dengan informasi tersebut dan minta kasus ini diusut tuntas.
“Lho Indospring apa tidak paham kalau mereka berada di lingkungan kota santri, dia hatus paham kerifan lokal Gresik,” ujar Al Muslimun.
Dia berharap MUI Gresik, Dinas tenaga kerja dan DPRD Gresik harus turun tangan.
“Kasus ini harus diusut, apakah ada unsur pelecehan terhadap keyakinan beragama atau tidak, kalau terbukti, Izin Perusahaan harus dicabut,” ujar Muslimun. (Tik)
Editor: sutikhon