kabargresik.com – Rekruitmen perangkat desa di Kecamatan Sidayu Gresik menuai rasan-rasan dimasyarakat.
Pasalnya, nilai hasil test banyak keganjilan, diantaranya nilai yang lolos angkanya tidak terpaut jauh bahkan banyak yang hanya selisih 1 angka antar yang lolos.
Usai pelaksanaan test tulis Minggu (18/2/2018) yang bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) peserta dari desa Asempapak Imam Syaikhul Hadi saat dihubungi kabargresik.com mengatakan test yang bertempat di kampus UMG ada beberapa masalah, diantaranya beberapa kali komputer me-restart sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Secara teknis test kemarin ada masalah, terutama teknisnya, selain saya yang saat mengerjakan Komputernya me-restart, juga beberapa peserta lainnya mengalami, dan ini merugikan peserta,” terang Syaikhul.
Masih menurut Syaikhul, dirinya juga heran dengan adanya hasil test yang angkanya terpaut hanya 1 angka.
“Entah kebetulan atau apa, nilainya yang lolos kok ya banyak yang terpaut 1 angka,” kata Syaikhul Hadi yang kini menjabat ketua Panwascam Sidayu.
Data yang didapat kabargresik.com seperti di Raci tengah ada nilai yang lolos 75 dan 76 sedangkan di Purwodadi nilai yang lolos ada yang 69 dan 70.
“Saya kira masih banyak lagi angka-angka beda tipis yang ada di desa-desa lain,” ungkap Syaikhul.
Menanggapi keganjilan ini, ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kec Sidayu Muhammad Sholih saat ditemui kabargresik.com (19/2/2018) mengatakan kalau pihak kepala desa maupun pemerintahan desa tidak ikut campur dengan urusan test perangkat desa.
“Kita tidak intervensi terkait test perangkat, itu semua sudah kita serahkan kepada tim Penjaringan dan Penyaringan Perangkat desa (P3D) masing-masing desa,” ujar Solih yang juga sebagai kepala desa Gedangan.
Solih menyakini apa yang dihasilkan dari test penjaringan perangkat tersebut murni hasil test dan bukan rekayasa.
Kabargresik.com akhirnya meminta konfirmasi terkait beberapa keganjilan saat test berlangsung ke UMG.
Ditemui di ruang Humas UMG, Biro kewirausahaan komersialisasi dan pengembangan (K2P) Mukminatus Sholihah, Senin (19/2/2018) mengakui kalau saat test perangkat desa ada kendala teknis.
“Kita akui saat itu ada kendala teknis tapi bisa langsung diatasi dan tidak mengganggu pelaksaan test, memang saat test ada laporan komputer yang merestat sendiri tapi bukan masalah serius,” ujar Mukminatus.
Test rekrutmen perangkat desa yang bekerjasama dengan UMG memakai 2 lantai. Soal yang disediakan sebanyak 250 soal diacak dan yang dibagikan kepada peserta hanya 100 soal.
Secara teknis, Abdurrahman Faris Kabiro P2MB (pemasaran penerimaan mahasiswa baru) UMG yang saat pelaksanaan test juga turut membantu, menerangkan bahwa pihak UMG hanya sebatas menyediakan soal dan sistem, sementara itu terkait pembagian kelas dilakukan P3D desa masing-masing.
“Bahkan kemarin kita harus menambah meja dan komputer karena ada satu desa yang pesertanya melebihi kapasitas ruangan, yang seharusnya diikutkan di ruangan lain, namun pihak P3D menginginkan menjadi satu, ya terpaksa kami tambah perangkat komputer nya,” terang Faris.
Terkait adanya komputer melakukan restart sendiri, Faris beralasan kalau servernya tidak mampu saat seluruh peserta mengambil soal secara bersamaan.
“Makanya pada gelombang ke dua, kami atur untuk start nya tidak sama agar soal yang diunduh bisa terakses dengan baik,” jelas Faris.
Secara teknis menurut Faris, pihaknya bisa mengeluarkan hasil test langsung pada saat peserta melakukan lock out, namun pihak P3D mensarankan untuk dikeluarkan setelah semua peserta selesai melaksanakan test.
“Menurut pihak P3D biar memudahkan proses administrasi,” kata Faris yang pernah aktif di media Kampus.
Faris juga menjamin kalau pihak UMG tidak main -main dengan pelaksanaan test tersebut.
“Kita tidak main-main, karena ini taruhan nama baik kampus, dan itu bisa dibuktikan, seperti di Kertosono, Srowo, Purwodadi nilai tidak memenuhi/ kurang dari 60 maka harus diulang,” tegasnya. (Tik)