Institut Faqih Usman baru-baru ini merilis hasil survey terkait tingkat partisipasi pemilih muda dalam Pemilu serentak 2020 di Gresik. Hasilnya cukup aneh, Mereka takut dengan Covid 19 namun berani datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Survey yang dilaksanakan 23-30 September 2020 ini mengambil sampel 127 orang dengan pendekatan purposive random sampling, dengan cakupan area se-Kabupaten Gresik. Mempertimbangkan variabel sosiologis seperti gender, domisili, dan aspek cultural
Menurut Peneliti senior Institut Faqih Usma M Faizin Karimi bahwa survey yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat partisipasi politik dalam hal keterlibatan pemilih pemula dan pemilih muda pada pilkada Kabupaten Gresik di tengah Pandemi Covid-19.
“adanya pandemic Covid 19 ini kita ingin melihat apakah pemilih dalam Pemilu serentak ini masih punya ketertarikan untuk dating ke TPS, terutama kalangan pemilu mudan dan pemula,” terang Faizin yang pernah bergabung di Jawa pos Institut Pro Otonomi (JIPP).
Dari hasil survey yang disampaikan terlihat Sebagian besar responden (85,1%) pemilih pemula dan muda menyatakan tetap akan datang ke TPS, meski 52%-nya merasa takut Covid dan 33,1% tidak takut. Hanya 10,2% yang tidak ke TPS dengan alasan Covid, dan 4,7% yang tidak datang tanpa kaitan Covid.
Para Pemilih Muda dan Pemula ini dari hasil survey pilihan dan ketertarikan ke TPS tidak dipengaruhi oleh orang tua.
“Dalam konteks partisipasi politik di tengah Pandemi, sebagian besar pemilih pemula dan muda sudah tidak menjadikan orang tua sebagai pihak pengaruh (59,8%).” Jelas Faizin.
Hasil survey Institut Faqih Usman juga menyebutkan bahwa responden mempercayai kalau penyelenggara Pemilu mampu mematuhi protocol kesehatan.
“Tingkat kepercayaan pada penyelengga pemilu dalam menjaga keamanan proses pemungutan suara cukup tinggi. Responden yang cukup percaya hingga sangat percaya mencapai 81,1%.” Urai Faizin sambil menunjukkan data hasil surveynya. (tik)