GRESIK — Gedung Sentral Perawatan Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik (RSMG) resmi diresmikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, pada Sabtu (26/4/2025). Peresmian ini mendapat apresiasi luas dari berbagai pimpinan Muhammadiyah, termasuk Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua PWM Jawa Timur, dr. Sukadiono, bersama sejumlah tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, dr. Sukadiono mengapresiasi peresmian Gedung Sentral Perawatan ini sebagai langkah penting dalam membangun layanan kesehatan masyarakat Jawa Timur.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Selamat kepada Direktur RSMG atas peresmian ini. Tantangan ke depan akan terus ada, namun kita harus menyiapkan banyak hal, termasuk penguatan SDM,” ujarnya.
Ia menambahkan, seluruh rumah sakit Muhammadiyah perlu memperkuat empat dasar pelayanan dokter, yaitu spesialis anak, obstetri dan ginekologi (obgyn), penyakit dalam, serta bedah. Selain itu, perlu didukung dengan tenaga radiologi, anastesi, dan patologi klinis.
“SDM rumah sakit Muhammadiyah perlu diperkuat kompetensinya, termasuk penambahan dokter spesialis,” tegasnya.
Senada dengan itu, Direktur RS Muhammadiyah Gresik, dr. Farida Nur Aini, berharap kehadiran Gedung Sentral Perawatan tidak hanya memperkuat layanan internal, tetapi juga membawa manfaat luas bagi masyarakat Gresik.
“Gresik dikenal sebagai Kota Santri. Kehadiran RS Muhammadiyah yang berlandaskan nilai-nilai Islam diharapkan menjadi pilihan utama masyarakat untuk berobat,” jelasnya.
Farida menjelaskan, gedung baru ini dibangun sejak 2023 dengan peletakan batu pertama oleh Haedar Nashir. Gedung ini terdiri dari lima lantai, berkapasitas 176 tempat tidur, dan dilengkapi fasilitas penunjang yang lebih representatif.
Sementara itu, Haedar Nashir dalam pidatonya menekankan pentingnya menjaga semangat kemandirian Persyarikatan Muhammadiyah.
“Semangat kemandirian ini telah menjadi warisan sejak Muhammadiyah berdiri pada 1912. Ini harus terus kita rawat,” tegas Haedar.
Ia menambahkan, dalam mengelola rumah sakit, klinik, dan berbagai amal usaha lainnya, Muhammadiyah harus selalu berlandaskan dimensi transendensi dan keikhlasan bergantung kepada Allah SWT.
Haedar juga mendorong adanya kebijakan progresif di bidang kesehatan, baik untuk institusi maupun tenaga kesehatan, khususnya para dokter. Namun demikian, jika terdapat kebijakan yang kurang tepat, ia meminta agar layanan kesehatan Muhammadiyah tetap kokoh dan berpegang pada etos welas asih.
“Muhammadiyah harus terus menjadi bagian yang membenahi dan mencegah praktik korupsi, termasuk di bidang kesehatan,” pungkasnya.
Penulis : Daniel Andayawan
Editor : Tiko