Kabargresik.com – Kelangkaan garam hampir sebulan terakhir membuat produksi ikan asin di Kabupaten Gresik terganggu. Bahkan, beberapa Industri Kecil Menengah (IKM) ikan asin tidak bisa berproduksi lagi lantaran mahalnya harga garam.
Rohiman (47) salah satu pengusaha ikan asin yang berasal dari desa Campurejo Panceng Gresik terpaksa mengurangi takaran garam yang digunakan untuk mengolah ikan asin hingga 50 Persen. Sebab, dirinya mengakui kelangkaan garam membuat produksi ikan asin terganggu.
“Garam susah didapat, Jika adapun mahal harganya. Jadi, ya terpaksa takaran garam untuk ikan asin saya kurangi. Alhasil produksi dikurangi” katanya Senin (31/07/2017)
Perlu diketahui garam merupakan salah satu bahan pengawetan dan pengasinan ikan, cukup sulit didapat oleh para pengusahan ikan asin. Harga garam saat ini mencapai Rp6.000 hingga Rp8.000/ kilogram. Padahal sebelumnya paling mahal harga garam hanya Rp4.000/kilogram.
Sementara untuk memproduksi ikan asin, rata rata Pengusaha ikan asin membutuhkan satu hingga dua kwintal per hari. Untuk menekan biaya produksi, Rohiman terpaksa menyiasati dengan mengurangi penggunaan garam.
“Harga ikan tidak mungkin saya naikkan. Jadi terpaksa mengurangi penggunaan garam walaupun nantinya ikan asin kurang baik kualitasnya” sambungnya.
Berbeda dengan Rohiman yang menyiasati untuk mengurangi porsi penggunaan garam didalam produksi ikan asin. Yasin (38), pengusaha ikan asin ini terpaksa berhenti memproduksi ikan asin, sebab dirinya sudah tidak mampu lagi membeli bahan baku garam yang melonjak tinggi sejak sebulan terakhir.
“sejak garam mahal dan sulit didapat. Saya sudah berhenti berproduksi” celetuknya. (Akmal)